Mahasiswa Sastra
Sumber foto: stkippgriponorogo.ac.id

Menjadi mahasiswa sastra, bukan semata-mata hanya seputar membaca novel saja. Itu hanya sekadar sampulnya, masih banyak yang dipelajari di jurusan sastra, khususnya sastra Indonesia.

Menyandang sebagai “mahasiswa”, mahanya para siswa, pasti yang dipelajari lebih dari apa yang dipelajari siswa. Mulai dari jenjang Sekolah Dasar, Sekolah Menengah Pertama, Sekolah Menengah Atas. Maka jenjang menjadi mahasiswa bisa dikatakan sebagai sekolah atas atau pendidikan tinggi.

Oleh karena itu, pengetahuan pun jauh lebih dalam dan kritis. Walaupun jurusan sastra Indonesia kerap dipandang sebelah mata, tetapi sejatinya apa yang dipelajari juga sama tingginya dengan jurusan lainnya.

Bukan sekonyong-konyong membaca novel dan belajar SPOK saja, ya. Namun, banyak yang dipelajari menyangkut bahasa Indonesia sendiri, bahkan bidang-bidang lainnya. Seperti menyangkut sejarah, alam, hidup, hingga makna hidup yang jarang diketahui.

- Poster Iklan -

Nah, apa saja sih sebenarnya yang dipelajari saat menjadi mahasiswa sastra? Berikut ini tujuh ilmu sastra yang perlu diketahui saat menjadi mahasiswa sastra.

Sejarah Sastra
Sumber foto: Geotimes.id

Sejarah tentu tidak jauh-jauh dari kronologi suatu peristiwa yang terjadi pada masa lampau. Sejarah sastra sejatinya mempelajari tentang perkembangan sastra yang ada di Indonesia.

Adapun sejarah sastra dibagi dalam pembabakan, yakni angkatan pujangga lama, angkatan balai pustaka, angkatan  angkatan pujangga baru, angkatan ’45, angkatan 50-an, angkatan ’66, angkatan 80-an, angkatan reformasi hingga sekarang.

Estetika Sastra

Sastra identik dengan keindahan dengan gaya bahasanya yang membuai pembaca. Perspektif estetika didukung dengan keseimbangan antar-unsur dalam karya sastra, yaitu estetika, etika, dan logika.

Sebuah karya sastra tidak hanya memuat keindahan yang dinikmati pembaca, tetapi mengandung nilai bagi masyarakat. Unsur-unsur imajinasi dalamnya juga harus bersifat logis, sehingga dapat dipahami maknanya.

Psikologi Sastra
Sumber foto: pilihanrakyat.id

Sastra berhubungan dengan kehidupan manusia. Karya sastra pada dasarnya tidak dapat dilepaskan dari permasalahan manusia di dunia sebagai sumber penciptaannya. Sastra membahas baik permasalahan dalam diri maupun permasalahan dengan orang lain.

Psikologi sastra mempelajari sastra yang berpusat pada aktivitas kejiwaan tokoh dalam suatu karya sastra. Sebagaimana dengan manusia, tokoh juga digambarkan memiliki emosi yang membawanya pada konflik baik internal maupun luar, penyelesaian, dan alur cerita.

Sosiologi Sastra

Selain kejiwaan, sastra tentu berkaitan erat dengan sosial. Kehadiran sastra sejatinya ditujukan agar berguna bagi masyarakat. Karena itu, sastra menggambarkan kehidupan sosial masyarakat, baik dari strata atas maupun strata paling bawah.

Sosiologi sastra memadukan ilmu sastra dengan ilmu sosiologi. Dalam wacana ini, karya sastra bisa dikaji dalam beberapa sudut pandang, yaitu sosiologi karya sastra, sosiologi pengarang, dan sosiologi pembaca.

Ekologi Sastra
Sumber foto: thecolumnist.id

Ekologi adalah ilmu yang mengkaji hubungan antara makhluk hidup dengan lingkungan. Sedangkan, ekologi sastra adalah disiplin ilmu sastra yang mempelajari hubungan manusia dengan lingkungan hidup.

Keselarasan alam dengan manusia sejatinya sudah terajut sejak dahulu kala. Harmoni menghubungkan antara Tuhan, manusia, dan alam. Dalam wacana ini, sastra tidak hanya mengangkat alam dalam makrokosmos (semesta) dan manusia (mikrokosmos).

Semiotika Sastra

Semiotika dalam teori berhubungan dengan sistem tanda dan lambang kehidupan manusia. Tanda dan lambang berfungsi sebagai komunikasi. Adanya tanda mempermudah manusia mengerti akan makna, baik lewat kata maupun tanpanya.

Semiotika sastra sejatinya mempelajari hubungan sistem tandan dalam suatu karya sastra. Sudah hal umum, sastra identik dengan gaya bahasa yang indah. Pengarang atau penyair kadang kala menyampaikan pesan kepada pembaca yang tersirat dalam gaya bahasa.

Secara kasar, semiotika sastra dapat diartikan sebagai ilmu untuk mengkaji makna tersirat yang terkandung dalam gaya bahasa pada suatu karya sastra. Walaupun pada dasarnya, interpretasi pembaca bisa jadi berbeda, tetapi dengan pendekatan semiotik memudahkan pembaca untuk mengerti makna estetik gaya bahasa yang digunakan oleh pengarang ataupun penyair.

Kritik Sastra
Sumber foto: materi.co.id

Seperti pada umumnya, kritik mengacu pada penilaian terhadap sesuatu hal. Kritik sastra merupakan disiplin ilmu sastra yang ditujukan untuk menilai suatu hasil sastra. Baik buruknya suatu karya sastra ditelaah melalui pemahaman dan pemikiran kritis dalam bentuk tulisan.

Adanya kritik sastra ini juga berpengaruh besar dalam perkembangan sastra. Perkembangan kritik sastra mengikuti perkembangan sastra, begitu juga sebaliknya. Kritik juga tidak dilakukan sembarangan, sebab perlu adanya pemahaman luas mengenai teori untuk menguatkan pendapat.

Nah, itulah tujuh ilmu sastra yang perlu diketahui oleh mahasiswa sastra, khususnya bagi maba. Poin-poin tersebut salah tujuh ilmu sastra yang penting dipelajari ketika menjadi mahasiswa jurusan sastra Indonesia. Semoga bermanfaat.

- Cetak Buku dan PDF-

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here