Akhir 2024, Saya ada kesempatan berkolaborasi dengan salah satu brand minimarket di Jawa Timur. Nama minimarket nya adalah : JABmart. Saya banyak diskusi dengan Direkturnya, Bu Latifah. Salah satu lokasi minimarket yang dibuka, adalah JABmart Pakunden – Permata Biru, yang berlokasi di dekat kawasan Perumahan Permata Biru dan beberapa ratus meter dari Rumah Sakit Gambiran, Kediri.
Kita sama-sama tahu, bahwa persaingan di bidang usaha minimarket di Indonesia luar biasa. Saat tulisan ini dibuat, Indomaret ada lebih dari 21 ribu outlet se Indonesia, dengan Alfamart menyusul di belakangnya dengan 19,6 ribu outlet. JABmart? Baru memulai langkahnya dengan ada di 30 an cabang di Jawa Timur.
Mantranya minimarket, kalau dari kacamata konsumen, mengerucut pada 3 kata kunci : lengkap, murah, ramah.
Mau nggak mau, suka nggak suka, terpaksa nggak terpaksa, minimarket barangnya kudu lengkap. Definisi lengkap disini, adalah barang fast moving yang dicari dan dibutuhkan konsumen, ada dan tersedia.
Harga murah, adalah daya tarik magnet berikutnya. Karena segmen terbesar dari minimarket adalah Ibu Ibu, yang tahu betul perbedaan selisih nilai ribuan rupiah, bahkan ratusan perak. Jurusnya : ada yang lebih murah, ya pindah. Beda sama Bapak Bapak ya, yang dititipi beli kecap satu sachet, males mikir dan malah beli 1 karton.
Ramah, adalah faktor berikutnya. Ibu ibu paling nggak suka diketusin, atau diremehin. Mungkin mereka lempeng dan anteng, diam saja, masih senyum, tapi dalam hatinya bilang dan bunyi : “Serius, Gue diginiin?”
Membungkus 3 hal di atas, ada satu faktor juga yang memiliki pengaruh kuat, yakni : dekat.
Karena barang yang dijual di minimarket, umumnya adalah barang produksi pabrik, barang komoditas, yang di satu tempat dan di tempat lain, sama sama ada, jadi pada titik tertentu, kalau mau beli, ya cari yang dekat saja.
Konsumen yang secara lokasi dan domisili dekat ini, tidak cuma perlu dipikat, namun juga secara sistematis perlu diikat. Hal ini penting, agar siapa saja yang jadi konsumen, terdata dan dapat dibaca, dan tentu saja, dimanfaatkan perilaku belanjanya, kudu disamber agar jadi member.
Nah, punya member ini faedahnya apa sih? Salah satunya terkait promo.
Kalau mau bikin promo, apa ya promo yang cocok dan diminati oleh konsumen Kita? Jangan ditebak, jangan diramal. Kenapa? Karena tim Marketing Kita ini tidak pernah mendapatkan pelatihan skill terawang masa depan Nostradamus, atau belum pernah dapat Kitab Joyoboyo untuk membuat ramalan terkait masa depan.
Di JABmart, yang dilatihkan dan dibekalkan adalah skill analisis. Konsumen kan manusia juga, bicaranya bahasa manusia juga, sebenarnya tidak sulit kalau mau ngobrol dan nanya ke konsumen, mereka ini giat dan minatnya kalau disiapkan dan dibuatkan promo apa?
Tanya ke konsumen, karena jika ditanya dengan baik, mereka akan memberikan jawaban yang baik juga. Seringnya Kita mau jalannya cepat, tapi kalau ditelaah, malah tidak nyampe. Jalan apa itu? Jalan ngeblast WA, jalan ngebroadcast WA, jalan spam chat WA. Kirim ke banyak, sekali kirim ribuan nomer, tapi juga bikin eneg dan sumpeg para penerimanya, betul tidak? Dapat balesan? Dapat respon? Dapat respek? Gak blas!
JABmart Pakunden – Permata Biru, Saya larang keras untuk melakukan jalan cepat yang sesat tadi. Jumlah membernya juga masih ratusan, belum sampai ribuan. Itupun adalah warga, yang masih dikenal juga satu persatunya. Di sinilah definisi “dekat” dalam arti yang lain, juga dapat dirintis. Dekat tidak hanya secara jarak, namun juga dekat secara hubungan.
Hubungi satu satu, layaknya orang waras, team Kita nggak perlu mendadak gila dengan kirim pesan pesan template yang kaku kayak kanebo kering.
Mau bikin promo apa? Ternyata bisa di polling ke para konsumen. Contohnya di momen ramadhan dan lebaran ini, karena JABmart memang memperkuat diri dalam per sembako an. JABmart menjangkau data konsumennya satu persatu, untuk mengungkap, barang apa yang menarik minat, dan promo sembako apa yang memikat niat para membernya. Data member pun tidak digebyah uyah atau tidak dipukul rata. Data member dikategorikan dulu, member yang mana sih yang berlatar belakang pebisnis atau pengusaha? Karena promo paket sembako, tentu lebih nyamber dan gacor kalau merambah data konsumen para pengusaha, apalagi yang banyak karyawannya.
Sudah dapat gambaran cara main cantik untuk mendapat dan mengelola data konsumen?
Kalau sudah punya data, dan siap berkomunikasi cara manusia, lantas mau membahas obrolan apa dengan para member dan data konsumen?
Kita bahas di tulisan berikutnya.
[…] Promo sampel gratis menantang tim yang banyak alasan, dengan kalimat sederhana : “Disuruh bagi […]