Puisi-puisi Damar Maulana Dzhury (sumber foto: wikipedia)
Puisi-puisi Damar Maulana Dzhury (sumber foto: wikipedia)

Mei Jiang Ling

Di ujung jalan itu masih hujan peluru
Menebarkan maut ke segala penjuru
Hari ini dunia membisu
Kota ini hancur bagaikan partikel debu 

Bangkai berserakan bau daging terbakar
Wanita anak anak balita menggelepar
Hari ini dunia tak berdaya
Ibukota jadi tempat jagal nyawa 

Mereka bersorak sorai
Menganggap kemenangan sudah tercapai
Mereka mengadakan pesta
Yang paling menjijikkan sepanjang masa 

Mei Jiang ling menangis menyayat hati
Menjadi korban kebiadaban ini
Satu wanita untuk sepuluh pria
Terkadang Digilir dua puluh pria 

- Poster Iklan -

Dia tidak kuasa menahan penderitaan ini
Dia mencoba melawan semua ini
Sebelum bayonet kecil menembus ulu hati
Dia mati di tangan “Nikuya”  yang keji

“Kyokujitsu-ki “ telah berkibar di kota ini
Menebar teror ke penjuru negeri
Tiga belas desember jadi saksi
Atas semua cerita ini 

Karya Damar Maulana Dzhury
(Nanking massacre 13-12-1937) 

Kabut Kuning

Aku  prajurit infanteri divisi ketiga
Dari  tentara doughboy yang perkasa
Yang telah lelah bertarung di medan laga
Ganasnya front barat medan Eropa 

Dua puluh enam september  hari ini
Aku masih di sini
Bersiap membunuh
Atau terbunuh 

Kulihat kabut kuning masih menyelimuti
Banyak rekan ku mati menghirup kabut ini
Menggelepar kesakitan
Mereka semua kelojotan 

Bunyi peluit menggema
Saat nya aku maju bersama para tamtama
Keluar dari kubu pertahanan
Maju menyerbu ke kandang lawan 

Dengan berbekal perintah sang komandan
Gempur dan raihlah kemenangan
Ku terus maju dan maju
Walau hujan baja  di sekitarku

Menembak menusuk  menikam
Jadi Makanan ku siang malam
Jeritan pekikan  sumpah serapah
Hari itu banyak jasad ditinggalkan arwah 

Darah menggenang di tanah tak bertuan
Bau bangkai kuda bergelatakan
Menambah horor suasana
Di front barat tanah eropa 

Hatiku bertanya  otakku berfikir
Sampai kapan horor ini berakhir
Apakah  aku  bisa keluar dari sini
Ataupun aku mati hari ini 

Karya Damar Maulana Dzhury
(Meuse – Argonne 26 – 09 – 1918)

Merdistal

Awal abad ke dua puluh
Kalian berdiri dengan prinsip yang teguh
Kalian menjanjikan kebebasan
Dari kesewenangan dan penindasan 

Kalian membangun massa
Berdasarkan jalur sosialis yang mulia
Namun kalian gegabah
Tahun dua puluh enam rencanamu goyah 

Kalian bergerak dalam tanah bergerilya
Hingga beberapa tahun di tanah Hindia
Banyak dedengkot kalian ke pengasingan
Sampai proklamasi dikumandangkan 

Tahun Empat puluh delapan
Bukannya Membantu Perjuangan
Kalian Malah Melakukan pengkhianatan
Madiun kalian kotori dengan darah
Sehingga membuat kami marah 

Namun kami masih memaafkan kalian
Tahun lima puluh lima menang pemilihan
Kalian mulai masuk ke pemerintahan
Kalian mulai mengorganisir dukungan
Dari pelosok kota hingga pedesaan 

Dekade enam puluhan
Disaat  suhu politik  indonesia kepanasan
Kau hendak memecah belah persatuan
Seolah kau melihat kesempatan
Untuk merebut kekuasaan 

Satu oktober enam lima
Kalian merenggut beberapa perwira
Lubang buaya membisu
Atas kelakuan kalian waktu itu 

Kami marah kami muak
Kelakuan kalian yang tak punya otak
Kami menyebut kalian merdistal
Merah sadis dan brutal 

Karya Damar Maulana Dzhury
(Communist Party of indonesia 1914-1966)

Valkoinen Varis

Otets …
Dia mengawasiku
Bersiap mengincarku
Dia tak terlihat
Dibalik udara dingin yang teramat sangat 

Otets …..
Banyak rekan rekanku mati
Di Mannerheim line ini
Nikolai dan Ivanovsky
Mereka sudah tak bernapas lagi 

Otets …..
Aku tak sanggup lagi
Berada di neraka dingin ini
Peluru yang dia lontarkan
Sungguh membuatku ketakutan 

Aku benci pertempuran konyol ini otets 

karya Damar Maulana Dzhury
(Talvisota  02 -02 – 1940)

San Juan Hills 

Sisakan amunisi mu kawan
Jangan lengah kalian
Satu medan laga lagi kita lanjutkan
Untuk mengakhiri penindasan.

Rough riders yang berani
Mari kita mendaki
Kita hancurkan orang latin Hispanik
Buatlah mereka panik 

Rekan rekan kita banyak yang gugur
Tiffany O’ Neill  jatuh tersungkur
Janganlah semangat kalian kendur
Mari kita gempur 

Kita adalah harapan
Negeri Kuba ini butuh kebebasan
Negeri Kuba ini butuh kemerdekaan
Dari tirani yang sudah sakit sakitan 

Saksikanlah wahai bukit San Juan
Rough riders pecinta kebebasan 

Karya Damar Maulana Dzhury
(Battle San Juan Hill 01 – 07 -1898) 

 

- Cetak Buku dan PDF-

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here