The Yuzuki Family's Four Sons: Peran Empat Anak Menjadi Keluarga Utuh (sumber foto: Galamedia News)
The Yuzuki Family's Four Sons: Peran Empat Anak Menjadi Keluarga Utuh (sumber foto: Galamedia News)

The Yuzuki Family’s Four Sons adalah anime Jepang yang pertama kali rilis pada tahun 2023 lalu. Anime ini resmi didistribusikan kembali oleh Netflix pada bulan Maret agar lebih banyak dijangkau oleh penonton global.

Bercerita tentang keluarga Yuzuki yang terdiri dari empat anak laki-laki, tetapi harus kehilangan orang tuanya secara tiba-tiba. Hayato sebagai putra sulung harus menjadi pilar keluarga untuk adik-adiknya yang bernama Mikoto, Minato, dan Gakuto. Anime ini mengajak penonton untuk melihat lebih jauh bagaimana anak-anak dengan status yatim piatu bisa berfungsi dengan baik sebagai satu keluarga yang utuh.

Yuzuki Hayato, putra sulung yang saat ini berusia 23 tahun telah bekerja sebagai guru SMA. Sebagai yang tertua di keluarga sejak orangtuanya meninggal, Hayato berperan sebagai ibu sekaligus ayah bagi adik-adiknya. Sikapnya penyayang dan tak mau merepotkan orang lain. Meski begitu, ia juga sosok yang tegas dan disiplin apalagi tentang pendidikan adik-adiknya.

Sejak orangtuanya meninggal, Hayato harus berusaha ekstra keras untuk menjaga keluarganya. Saat itu, dirinya yang masih kuliah harus membagi waktu dalam urusan rumah tangga, pengasuhan, pendidikannya, dan pendidikan adik-adiknya. Tentu saja semua itu tidak mudah bagi Hayato, meskipun terkadang saudara ayah dan ibunya meminta untuk berbagi beban mengasuh adiknya ia tetap pada pendirian untuk tak memisahkan mereka.

- Poster Iklan -

Sebagai figur ayah sekaligus ibu di rumah, Hayato memegang prinsip untuk mengajarkan apa yang telah diperolehnya dulu kepada adik-adiknya agar tetap terhubung dengan orangtua mereka. Meskipun terkadang ada beberapa bagian yang menyisakan cela, tetapi Hayato selalu berusaha semaksimal mungkin.

Yuzuki Mikoto, sebagai anak kedua ia bisa dikatakan lebih dewasa dari usianya. Mikoto duduk di kelas 1 SMP dan tergolong siswa yang cepat belajar banyak hal. Ia juga sosok yang perhatian dan selangkah lebih maju dalam menyikapi masalah. Kepribadian Mikoto sangat tenang hingga mendapat julukan sang budha yang berhasil mencapai nirwana.

Mikoto yang memiliki kepribadian tenang ini sangat diandalkan oleh Hayato. Namun, ia tak serta merta menerima tugasnya sebagai kakak kedua begitu saja. Awalnya, saat Minato lahir Mikoto merasa dunianya berhenti begitu saja dan sangat membenci adiknya. Perspektif seorang anak yang merasa kasih sayang orangtua berkurang setelah kehadiran anak lainnya akan ditampilkan dengan gamblang membuat penonton merasakan emosinya. Penerimaan diri sebagai kakak merupakan proses rumit yang membutuhkan kestabilan emosional. Setelah mencapai proses ini, sikap Mikoto dalam memperlakukan Minato berubah menjadi lebih baik dan penuh kasih sayang. Jadi, tak perlu terburu-buru memaksakan tugas seseorang sebagai kakak, ya teman-teman.

Yuzuki Minato, tergolong anak yang aktif dan kerap berbicara apa adanya. Namun, dibalik sifatnya yang blak-blakan ia cukup pandai membaca situasi di sekitar dan perasa. Lebih muda 11 bulan dari Mikoto, ia juga berada di kelas 1 SMP. Terkadang, Minato cukup terganggu dengan kehadiran Mikoto di sekolah. Ia selalu berkata paling menyayangi Gakuto.

Bisa dibilang Minato adalah sosok bocil kematian dengan segala tingkah absurdnya.  Sebagai adik yang jaraknya hanya 11 bulan dari Mikoto, Minato begitu mengamati gerak-gerik kakaknya itu. Ia menunjukkan rasa kagumnya pada MIkoto dengan mencari mainan kesukaan sang kakak hingga meniru caranya belajar. Minato seolah tak mau kalah dengan kakaknya, begitulah caranya menunjukkan kekaguman sekaligus rasa sayang sebagai adik. Meskipun awalnya sempat disalah pahami oleh Mikoto, Minato memang pribadi yang bebas mengekspresikan diri dengan cara unik. Ia juga anak dengan kemampuan sosial yang cukup baik.

Yuzuki Gakuto, saat ini duduk di kelas 1 SD. Gakuto merupakan anak bungsu yang pandai bersosialisasi dengan kelompok usia manapun dan juga pembelajar yang cepat.  Sikapnya bisa dikatakan sangat bijak untuk usia anak-anak. Bahkan, Mikoto menjulukinya cahaya orangtua yang sangat berkilau.

Si bungsu Gakuto, bisa jadi anak yang paling dewasa dalam menyikapi permasalahan dibandingkan ketiga kakaknya. Ia memiliki kemampuan intrapersonal dan interpersonal yang baik. Gakuto bisa memahami dirinya dengan baik meskipun dalam kondisi sulit sekalipun, selain itu ia juga mampu menilai posisi orang lain di sekitar kehidupannya. Terkadang, Gaku (panggilan akrabnya) juga mampu berperan sebagai mediator tentang perdebatan kakaknya. Interaksinya dengan segala kelompok usia membuat pemikirannya semakin tajam. Terlebih lagi, Gaku juga anak yang pandai mempelajari sesuatu.

Selain menyoroti kehidupan empat anak yatim piatu yang berjuang menata hidupnya kembali, The Yuzuki Family’s Four Sons juga menyoroti sisi lain seperti romansa pertama yang bakal dialami remaja. Proses menyukai lawan jenis antar remaja ini digambarkan begitu polos dan apa adanya yang sukses buat penonton senyum sendiri. 

Penonton juga bisa melihat interaksi antar tetangga yang semula canggung menjadi begitu akrab dan mengandalkan satu sama lain. Meski begitu, dalam satu kondisi juga diajak untuk tetap tahu batasan mengenai hidup bertetangga agar tidak menimbulkan salah paham yang berkelanjutan.

Pentingnya bagi orang yang lebih dewasa untuk menilai suatu permasalahan yang dialami anak-anak dengan cermat, hal ini digambarkan dengan baik melalui adegan yang melibatkan kakek Torajirou dan Gakuto. Anime ini seakan mengajak kita untuk selalu berusaha di tengah sulitnya kondisi yang tidak bisa diprediksi. Perjalanan seorang anak menjadi kepala keluarga kemudian seorang adik menjadi kakak bukanlah perkara yang mudah, butuh perjuangan emosional yang panjang untuk mencapainya.

- Cetak Buku dan PDF-

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here