Indonesia adalah negara besar dengan sumber daya alam melimpah. Sayangnya, kualitas hidup rakyatnya belum sepenuhnya mencerminkan potensi itu. Salah satu sebabnya: pendidikan dan program kesejahteraan sosial belum benar-benar dijadikan prioritas utama, berbeda dengan negara tetangga seperti Malaysia, Singapura, dan Brunei.
Negara-negara tersebut sudah sejak lama menempatkan pendidikan, kesehatan, hingga berbagai program gratis sebagai investasi jangka panjang untuk mencetak sumber daya manusia (SDM) unggul. Dengan SDM berkualitas, mereka bisa membangun ekonomi, infrastruktur, dan kesejahteraan yang lebih merata.
Mari kita lihat lebih dalam perbandingan kebijakan di empat negara ini.
Pendidikan Belum Jadi Prioritas Utama di Indonesia
Pendidikan dasar hingga menengah di sekolah negeri di Indonesia memang sudah “gratis” secara formal lewat program BOS (Bantuan Operasional Sekolah) dan Wajib Belajar 12 Tahun. Namun kenyataannya, biaya tidak langsung seperti seragam, buku, transportasi, hingga sumbangan komite sekolah masih jadi beban keluarga miskin.
Di perguruan tinggi, beban biaya lebih besar lagi, bahkan PTN ternama mengenakan UKT (uang kuliah tunggal) yang sulit dijangkau keluarga bawah.
Sebaliknya, negara-negara tetangga sudah melangkah lebih jauh:
-
Malaysia: Pendidikan dasar-menengah gratis, ditambah subsidi buku teks, seragam gratis bagi keluarga B40 (bottom 40%).
-
Singapura: Sekolah negeri dasar-menengah gratis, dengan kualitas sangat tinggi. Pemerintah juga menanggung kursus keterampilan pekerja lewat program SkillsFuture.
-
Brunei: Semua pendidikan dari SD hingga universitas, bahkan studi ke luar negeri, sepenuhnya gratis.
Program Gratis Lainnya: Kesehatan dan Bantuan Sosial
Selain pendidikan, Malaysia, Singapura, dan Brunei juga memanjakan warganya dengan berbagai program gratis yang menyentuh kebutuhan dasar lain: kesehatan, subsidi hidup, dan perumahan.
🇮🇩 Indonesia
-
BPJS Kesehatan memang tersedia untuk rakyat miskin (PBI), namun kualitas layanan sering dikeluhkan.
-
Bantuan sosial seperti PKH (Program Keluarga Harapan) dan sembako terbatas untuk rumah tangga miskin tertentu.
-
Subsidi BBM, listrik, dan LPG sempat populer, tetapi perlahan dikurangi.
🇲🇾 Malaysia
-
Kesehatan publik gratis atau sangat murah bagi warga Malaysia.
-
BR1M (Bantuan Rakyat 1Malaysia) dulu memberikan tunai tahunan bagi keluarga miskin.
-
Subsidi bahan pokok (beras, minyak goreng) rutin dikucurkan.
🇸🇬 Singapura
-
Perawatan kesehatan heavily subsidized lewat Medisave/Medifund.
-
Rumah susun HDB dengan skema kepemilikan terjangkau.
-
Paket bantuan tunai untuk lansia dan pekerja bergaji rendah.
🇧🇳 Brunei
-
Perawatan kesehatan penuh gratis, bahkan termasuk pengobatan ke luar negeri.
-
BBM, listrik, air bersih, dan rumah sewa negara disubsidi besar-besaran.
-
Gaji minimum tinggi untuk semua warga Brunei, yang sebagian besar bekerja di sektor publik.
Mengapa Mereka Lebih Maju?
Malaysia, Singapura, dan Brunei membuktikan bahwa dengan menjamin pendidikan berkualitas dan kebutuhan dasar rakyat secara gratis atau sangat murah, mereka mencetak SDM yang sehat, produktif, dan kompetitif.
Hasilnya: pembangunan ekonomi lebih cepat, ketimpangan lebih rendah, dan kualitas hidup lebih baik. Di Indonesia, karena fokus lebih banyak pada pembangunan fisik dan infrastruktur duluan, banyak rakyat yang belum mampu memanfaatkannya secara maksimal karena pendidikan dan kesehatannya belum memadai.
Membangun jalan tol, bandara, dan pelabuhan memang penting. Tetapi membangun manusia adalah yang paling utama. Pendidikan gratis berkualitas, kesehatan layak, dan program bantuan sosial yang tepat sasaran akan menghasilkan rakyat yang lebih siap memajukan negaranya.
Indonesia harus belajar dari Malaysia, Singapura, dan Brunei: jangan menunda prioritas pendidikan dan kesejahteraan demi ambisi proyek-proyek fisik yang megah. Karena rakyat yang pintar, sehat, dan sejahtera jauh lebih bernilai daripada sekadar deretan gedung tinggi.