Perayaan ulang tahun Club Arema FC tahun ini terasa berbeda. Tidak ada Euforia berlebihan, tidak ada konvoi riuh di jalanan Kota Malang. Yang ada adalah refleksi mendalam, doa bersama, dan tekad untuk bangkit dari keterpurukan pasca-Tragedi Kanjuruhan.
Tragedi Kanjuruhan, yang terjadi pada 1 Oktober 2022, telah merenggut nyawa ratusan Aremania dan menjadi luka mendalam bagi persepakbolaan Indonesia maupun Sepakbola Luar negeri. Lebih dari sekadar tragedi, peristiwa itu menjadi titik yang memaksa semua pihak untuk berbenah diri. Ulang tahun Arema kali ini menjadi momentum untuk merenungkan kembali apa yang telah terjadi, belajar dari kesalahan, dan menatap masa depan dengan harapan baru
Refleksi dan Evaluasi
Dalam beberapa bulan terakhir, berbagai upaya telah dilakukan untuk mencari tahu penyebab utama tragedi tersebut. Tim investigasi independen telah dibentuk, laporan demi laporan telah dipublikasikan, dan sejumlah pihak telah ditetapkan sebagai tersangka. Namun, bagi sebagian Aremania, keadilan masih jauh dari harapan.
“Rasanya seperti mimpi buruk yang tak kunjung usai,” ujar Rina, seorang Aremania yang kehilangan adiknya dalam tragedi Kanjuruhan. “Kami ingin keadilan ditegakkan seadil-adilnya. Nyawa tidak bisa diganti dengan apapun.”
Obrolan dengan beberapa Aremania di sekitar Stadion Gajayana juga mengungkapkan hal serupa. Mereka merasa bahwa proses hukum berjalan lambat dan belum menyentuh akar permasalahan.“Yang dihukum baru petugas lapangan dan beberapa polisi. Tapi, siapa yang bertanggung jawab atas perintah penembakan gas air mata? Siapa yang lalai dalam pengamanan?” tanya Andri, seorang Aremania yang sudah menjadi suporter sejak era 90-an.
Janji Pembenahan
Di tengah rasa kecewa dan trauma yang mendalam, muncul sepercik harapan dari manajemen Arema FC. Mereka berjanji akan melakukan pembenahan menyeluruh, mulai dari aspek keamanan stadion, peningkatan kualitas sumber daya manusia, hingga perbaikan komunikasi dengan suporter.
“Kami sadar bahwa kepercayaan Aremania sudah sangat terkikis. Kami akan berusaha sekuat tenaga untuk mengembalikan kepercayaan itu,” kata Tatang Dwi Arifianto, salah satu dari seorang direksi Arema FC, dalam sebuah wawancara eksklusif. “Kami akan melibatkan Aremania dalam setiap pengambilan keputusan penting, terutama yang berkaitan dengan keamanan dan kenyamanan di stadion.”
Janji ini disambut baik oleh sebagian Aremania, namun tidak sedikit pula yang masih skepti (ragu). Mereka ingin melihat bukti nyata, bukan sekadar janji manis.“Saya sih berharap mereka benar-benar berubah, jangan cuma omong doang,” ujar Bayu, seorang Aremania yang aktif dalam kegiatan sosial. “Kami siap mendukung Arema, tapi kami juga tidak mau kejadian seperti ini terulang lagi.”
Pembenahan Arema tidak bisa dilakukan sendirian oleh klub. Perlu ada dukungan dari berbagai pihak, termasuk komunitas Aremania dan pemerintah daerah. Komunitas Aremania memiliki peran penting dalam mengawal proses pembenahan dan memberikan masukan konstruktif kepada klub. Pemerintah daerah juga memiliki tanggung jawab untuk memastikan keamanan dan kenyamanan di stadion, serta memfasilitasi dialog antara klub dan suporter.
“Kami siap membantu Arema untuk bangkit kembali. Tapi, kami juga akan terus mengkritisi jika ada yang tidak beres,” kata Yuli Sumpil, salah satu tokoh Aremania yang dikenal vokal. “Kami ingin Arema menjadi klub yang profesional, transparan, dan akuntabel.”
Babak Baru
Ulang tahun Arema kali ini menjadi momentum penting untuk memulai babak baru. Tragedi Kanjuruhan harus menjadi pelajaran berharga bagi semua pihak maupun Club-club lain. Dengan refleksi, serta evaluasi yang mendalam, dan komitmen untuk berbenah diri, Arema bisa bangkit kembali dan meraih kejayaan di masa depan.
“Saya yakin Arema bisa melewati masa sulit ini. Dengan dukungan Aremania, kerja keras pemain, dan manajemen yang profesional, kita bisa kembali ke puncak,” kata Hamim Gimbal, seorang tokoh Aremania senior. “Tapi, yang terpenting adalah kita harus belajar dari kesalahan dan tidak mengulangi kesalahan yang sama.”
Semangat untuk bangkit dari keterpurukan ini tercermin dalam setiap doa dan harapan yang dipanjatkan oleh Aremania. Mereka berharap, ulang tahun Arema Pasca-Tragedi ini menjadi titik awal dari perubahan positif yang akan membawa klub ke arah yang lebih baik.