Buku ini Menciptakan rasa ingin tahu yang kuat, sebuah janji akan kisah yang melampaui batas waktu dan konvensi. Salah satu daya tarik utama buku ini terletak pada kutipan yang menjadi intisari dari keseluruhan narasi: “Kukira kita lebih lama dari selamanya, ternyata kita lebih cepat dari kecepatan.” Kalimat ini tidak hanya indah secara estetika, tetapi juga mengandung paradoks yang menggambarkan betapa seringnya harapan
dan kenyataan dalam hubungan tidak berjalan seiring. Ada harapan akan keabadian, namun realitasnya bisa jadi sangat singkat dan cepat berlalu.

Tema sentral buku ini adalah tentang perjalanan emosional dalam sebuah hubungan. Lebih dari sekadar kisah jatuh cinta, patah hati, dan perpisahan, buku ini menawarkan eksplorasi mendalam tentang rasa, metamorfosa diri, dan kekuatan sastra sebagai medium untuk memahami dan menyembuhkan luka. Penulis tidak hanya menceritakan peristiwa, tetapi juga merenungkan makna di balik setiap kejadian, mengajak pembaca untuk ikut merasakan dan merenungkan pengalaman mereka sendiri.

Pengarang menggunakan gaya bahasa yang kaya akan metafora dan personifikasi, menciptakan gambaran yang hidup dan membangkitkan emosi. Setiap kata dipilih dengan cermat, menghasilkan kalimat-kalimat yang indah dan bermakna. Sastra bukan hanya menjadi bagian dari cerita, tetapi juga menjadi alat untuk memahami dan menyampaikan perasaan yang sulit diungkapkan dengan kata-kata biasa.

Salah satu aspek yang menonjol dari buku ini adalah penekanan pada proses metamorfosa. Hubungan baik yang berhasil maupun yang gagal, selalu meninggalkan bekas dan mengubah diri kita. Buku ini mengajak pembaca untuk melihat perubahan ini sebagai
bagian dari pertumbuhan dan pembelajaran. Patah hati bukan hanya akhir dari sebuah cerita, tetapi juga awal dari babak baru dalam kehidupan.

- Poster Iklan -

Walaupun kisah dalam buku ini mungkin berakhir lebih cepat dari yang diharapkan, penulis menekankan bahwa kenangan akan tetap abadi. Kenangan adalah harta yang tak ternilai, yang membentuk identitas kita dan memberikan makna pada hidup kita. Buku ini mengajak pembaca untuk menghargai setiap momen, baik suka maupun duka, karena semuanya berkontribusi pada perjalanan kita.

Dalam “Lebih Lama dari Selamanya,” Pengarang tidak hanya menyajikan rangkaian kata-kata indah, tetapi juga sebuah peta perjalanan jiwa. Pembaca diajak untuk menelusuri labirin emosi, dari kebahagiaan yang membuncah hingga kesedihan yang mendalam. Setiap puisi atau prosa liris dalam buku ini adalah sebuah halte, tempat kita berhenti sejenak untuk merenungkan pengalaman pribadi dan menemukan resonansi dengan kisah yang diceritakan.

Keunikan buku ini juga terletak pada kemampuannya untuk berbicara tentang hal-hal universal dengan cara yang sangat personal. Meskipun setiap hubungan memiliki dinamika dan keunikannya sendiri, tema-tema seperti harapan, kekecewaan, dan penerimaan diri adalah bagian dari pengalaman manusia secara keseluruhan. Pengarang berhasil menangkap esensi
dari perasaan-perasaan ini dan menyajikannya dalam bentuk yang mudah diakses dan dipahami.

Selain itu, “Lebih Lama dari Selamanya” juga menyoroti pentingnya self-love dan penerimaan diri dalam menghadapi patah hati. Buku ini mengajarkan bahwa mencintai diri sendiri adalah kunci untuk menyembuhkan luka dan membuka diri terhadap kemungkinan-kemungkinan baru. Penulis mengajak pembaca untuk merayakan kekuatan dan keindahan diri, bahkan di tengah kesedihan dan kekecewaan.

Dengan segala keindahan dan kedalaman yang ditawarkannya, “Lebih Lama dari Selamanya” adalah sebuah karya yang akan terus membekas di hati pembaca. Buku ini bukan hanya sekadar bacaan, tetapi juga sebuah pengalaman yang akan mengubah cara kita memandang cinta, kehilangan, dan kehidupan itu sendiri. Sangat direkomendasikan bagi siapa saja yang ingin merasakan keajaiban kata-kata dan menemukan makna dalam setiap momen.

Penulis: Gusti Riant

ISBN: 978-623-5453-03-3

Halaman: x + 130 hlm

Ukuran: 12×18

- Cetak Buku dan PDF-

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here