Setelah era covid, mobilitas dan pekerjaan Saya lebih banyak di sekitaran Jawa Timur. Muter muter aja di sekeliling, menebar tempat sujud, jadi sholat subuh sujudnya di kota mana, nanti asharnya kadang beda kota, kemudian isya nya bisa di kota lain lagi. Namun ada satu momen, tugas memanggil ke arah barat, ke Jabodetabek. Saya diajak untuk membidani kelahiran cabang salah satu brand kuliner yang sudah punya akar kuat di Belitung dan Bangka, untuk masuk buka jalur dan buka cabang di Jabodetabek.
Nama brand nya adalah : Ayam Lunak Panglima. Pemiliknya pengusaha muda asal Tanjung Pandan, Haji Syahrial. Cabangnya sudah ada beberapa, masuk ke Jawa jadi momen pertama kalinya, setelah kena racun beberapa kali ke Malang, dipengaruhi oleh pemikiran liarnya Haji Nanang, Owner Anak Baik Corporation.
Masuknya Ayam Lunak Panglima ke Jawa, dimulai di sebuah outlet di Pondok Aren, Tangerang Selatan. Masuk di hutan belantara, yang Saya ajak untuk tata terlebih dahulu, adalah : aset digitalnya.
Tentu Saya tidak masuk di resep, dapur, dan produk, karena tentu saja sudah ada yang urus.
Kita sering lihat, saat ada usaha mau buka, proses marketing dilakukan bersamaan dengan momen yang disebut opening/ launching, bahkan kadang-kadang pasukan urusan marketing, baru direkrut bersama atau setelah opening berjalan.
Kenyataannya, sebenarnya, proses yang dijalankan oleh tim marketing bagusnya itu dilakukan sebelum segala urusan opening tersebut berlangsung, karena tugas marketing adalah mempersiapkannya.
Jadi saat renovasi dan finishing outlet berlangsung, kemudian tim dapur dan operation sedang training secara serius, tim marketing perlu berjibaku mempersiapkan : perhatian, minat, dan potensi pembeli yang akan dialirkan.
Tujuannya, tentu semuanya akan mengerucut dan ketemu pada satu titik : tempat siap, produk siap, tamu dan pembeli siap ngumpul dalam momen namanya : grand launching/ grand opening.
Tim marketing ngapain? Langkah awal sih Saya ajak mempersiapkan aset digital. Google Maps jadi garapan pertama, lokasi Google kudu muncul dan ada sedari awal. Yang sering terjadi, tim pening dan frustasi, karena katanya lokasi Google sudah didaftarkan atau di submit, tapi nggak segera di approve Google, lokasinya nggak segera ada, dan lebih parah, nggak ada kepastian, kapan jadi muncul dan ada. Owner ngamuk melulu, dan tim stres melulu, karena sama sama nggak punya solusi.
Akun Instagram bisa dibuat dan mulai posting. Akun TikTok juga sama, langsung bisa mulai beraksi. Biasanya Saya tambahin juga, buka akun Youtube juga, karena YouTube Shorts jangkauan tayangannya juga bagus. Paling penting juga, tentu ada nomer hotline – call center, yang disambungkan juga dengan akun WhatsApp Business, jadi bisa mulai jalan komunikasi juga, sudah punya nomer contact person.
Paralel, jika jualan online, pasti perlu diurus juga perihal : akun Go Food, Grab Food, Shopee Food, juga perlu waktu dan energi.
Semua hal ini, Saya sebutnya aset digital. Perlu dan penting, sebagai aset non fisik yang dimiliki oleh sebuah brand. Disebut aset, karena punya nilai, meskipun nilainya intangible, tak berwujud, berapa rupiahnya kalau dinominalkan?
Tapi kalau ada nomer WA yang hangus masa aktifnya karena tim lupa membeli pulsa memperpanjang masa aktif, pasti akan juga ada owner yang tantrum, ngambek, dan ngreog senewen berhari-hari gara gara kasus nomer hangus.
Khusus Google Maps, atau lokasi Google, Saya pernah diajari seorang kawan, ilmu receh bagaimana agar lokasi Google Kita bisa cepat muncul dan ada. Jadi kawan ini cerita, bahwa Google itu ibarat Pak RT. Jadi saat Kita mendaftarkan 1 lokasi, itu seperti 1 orang warga yang lapor ke Pak RT, bahwa ada 1 bangunan baru. Kadang dan sering, Pak RT nggak gercep menindaklanjuti, karena yang laporan cuma 1 warga.
Pertanyaan, bagaimana caranya supaya cepat ditanggapi dan ditindaklanjuti?
Ternyata gampang. Yang lapor ke Pak RT jangan cuma 1 warga. Versi teman Saya ini, yang laporan kalau bisa minimal 30 warga. Ini artinya, dalam proses Google Maps, perlu melakukan list, dan melibatkan 30 akun google, atau bahkan 30 HP berbeda, yang memanfaatkan fasilitas Google Maps, laporkan tempat baru.
Efektif, karena sejak dapat ajaran itu, setiap akan bikin tempat dan lokasi baru, Saya kerahkan minimal 30 akun dan atau 30 HP nggeruduk dan ngelurug Pak RT Google. Karena panik diserbu warga, alhamdulillah, dalam 2 sampai 3 hari, lokasi usaha yang didaftarkan sudah ada dimunculkan, dan sekaligus langsung Kita rame-rame kasih rating bintang 5 dan ulasan berisi kalimat kalimat thoyyibah memuja muji brand sendiri.
Boleh kok, karena kan tidak melanggar hukum dan tidak juga melanggar syariat.
Keren kan, kalau ada tempat, yang belum buka, tapi rating nya sudah tinggi dan ulasannya sudah banyak?
Kami disiplin melakukan hal tersebut. Sejak dapat ilmunya, dan terus praktek sampai hari ini.