Perang dua belas hari antara Iran dan Israel yang terjadi pada Juni 2025 lalu, seolah menjadi sekelebat ‘udara segar’ bagi rakyat Palestina untuk setidaknya menghela napas sejenak dari sesaknya himpitan serangan rudal militer milik Israel, yang tak henti-hentinya memorakporandakan tanah air mereka yang kian menyusut. Penulis mengutip pernyataan seorang warga Gaza bernama Mohammad Jamal (27 tahun) dari situs berita reuters.com berjudul: “War-weary Gazans share images of destruction in Israel”, oleh Nidal Al-Mughrabi (16 Juni 2025).

Pemuda itu berkata, “Melihat roket-roket jatuh tanpa bisa dihentikan oleh Iron Dome yang b*d*h itu membuatku senang, dan melihat gedung-gedung runtuh dan api di mana-mana mengingatkan aku pada kehancuran yang dibawa oleh penjajahan ke Gaza ….” Iron Dome tersebut adalah milik Israel, semacam sistem pertahanan yang digunakan untuk menangkis serangan rudal milik Iran, tetapi kerap gagal dan justru mendarat dengan sempurna di Israel, menghancurkan beberapa bangunan di sana.

Pernyataan lain datang dari seorang ibu (34 tahun) dari empat orang anak bernama Tahrir yang tinggal di Shejaia Suburb, Timur Gaza. “Akhirnya, banyak orang Israel merasakan apa yang telah kami rasakan … rasa takut, kehilangan, tapi aku bahkan tidak bisa mulai membandingkannya.” Bukan berarti senang. Pernyataan jujur orang-orang ini memperjelas bahwa mereka sangatlah menderita. Mereka ingin Israel memahami kesakitan itu dengan merasakannya sendiri.

- Poster Iklan -
- Cetak Buku dan PDF-

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here