Hai sobat semilir, ketahanan pangan dari rumah tak lepas dari jenis-jenis tumbuhan yang ditanam. Jenis-jenis tumbuhan yang ditanam banyak ragamnya, mulai dari sayuran akar, batang, daun, buah, polong, hingga umbi. Sayuran akar contohnya wortel, seledri, ubi jalar, dan bit. Sayuran batang misalnya rebung, kentang, dan batang pisang. Sayuran daun contohnya sawi, kaila, kale, selada, pakchoy, kucai, dan bawang daun. Sayuran buah seperti nangka muda, terung, labu siam, mentimun, tomat, cabai, dan gambas. Sayuran polong contohnya buncis, komak, kapri, dan kacang panjang. Sementara sayuran umbi contohnya bawang merah, bawang putih, bawang bombay.
Jika sobat semilir ingin membudidayakan tanaman sayuran di rumah, sebaiknya memilih jenis yang mudah perawatannya dan umur panen cepat. Umur panen yang cepat akan menguntungkan rumah tangga karena bisa lekas dikonsumsi. Biasanya, tanaman sayuran daun yang memiliki umur panen lebih cepat.
Berikut ini, beberapa jenis tanaman sayuran daun yang paling sering dibudidayakan di rumah:
- Sawi
Rasanya sayuran ini sudah tak asing lagi karena bisa ditemukan di berbagai masakan seperti sup, capcay, pecel, urap-urap, hingga tumisan. Sawi mudah ditanam dan tumbuh dalam media apa pun. Bisa langsung ditanam di tanah, di polybag, di pot, hidroponik, aeroponik, hingga vertikultur. Sawi memiliki umur panen yang cepat, yaitu kurang lebih hanya 25-30 hari saja. Cepat, bukan?
- Pakchoy
Berasal dari keluarga yang sama dengan sawi, pakchoy juga memiliki umur panen yang tergolong cepat, yaitu 45-60 hari. Pakchoy terdiri dari dua jenis, yaitu pakchoy biasa dan baby pakchoy.
Budidaya pakchoy relatif mudah. Pembibitan bisa dilakukan di tray semai, kemudian dipindah ke polybag atau langsung ke bedengan tanah. Pada urban living dengan tempat terbatas, hidroponik bisa menjadi solusi. Hidroponik yang paling mudah bisa menggunakan sistem hidroponik wick. Jika punya dana lebih, bisa menggunakan hidroponik yang memakai pipa paralon, aeroponik, aquaponik, dan vertikultur. Keuntungan budidaya dengan hidroponik, nutrisi dapat terserap dengan optimal karena dialirkan langsung ke akar tanaman.

Gambar. Hidroponik wick
Sumber. Eka Purnama Mustikaningtyas (2025)
- Sawi putih
Sawi putih memiliki karakteristik batang yang renyah saat dimakan. Sayuran ini juga masih satu keluarga dengan sawi dan pakchoy. Sawi putih menjadi alternatif yang baik untuk ditanam di rumah. Tanaman sayuran crop ini mudah perawatannya dan usia panen hanya 55-60 hari saja.
- Kale
Kale memiliki usia panen 50-55 hari saja. Tanaman sayuran ini merupakan jenis sayuran yang paling tahan dingin di antara tanaman crop lainnya. Pada beberapa daerah, kale bisa hidup sepanjang tahun, lho. Apabila terpapar suhu dingin, rasanya menjadi lebih manis. Tekstur kale memang lebih keras dari pada pakchoy, tetapi tetap nikmat saat disantap segar maupun dimasak.
Kale mudah dibudidayakan di luar ruangan. Tanaman ini memerlukan penyiraman yang konsisten dengan tujuan agar rasa daun tidak pahit. Kale bisa dipanen beberapa kali, diawali dengan daun bagian luar. Kemudian, daun bagian dalam dibiarkan untuk panen selanjutnya.
- Selada
Sayuran yang biasa dijadikan salad ini memiliki tekstur yang renyak saat digigit. Selada biasanya ditanam secara hidroponik karena membutuhkan larutan nutrisi yang memadai. Usia panen kurang lebih 30-40 hari.
- Kangkung
Kangkung biasa dijadikan sayur pecel, rujak, dan tumis karena rasanya yang enak. Kangkung ada dua jenis, yaitu kangkung darat dan kangkung air. Tanaman ini paling mudah dibudidayakan dan bisa dipanen berkali-kali. Usia panennya juga singkat, antara 21-30 hari. Sangat singkat, bukan?
Di rumah, kangkung bisa dibudidayakan di pekarangan maupun secara hidroponik. Jika membudidayakan kangkung di pekarangan, bisa menggunakan pupuk kandang atau kompos sebagai nutrisi, baik itu ditanam langsung di tanah maupun menggunakan pot atau polybag.
- Bayam (Amaranthus spp.)
Sayuran tropis ini sudah tak asing lagi bagi orang Indonesia karena bisa ditemukan di mana-mana. Bayam terdiri dari beberapa jenis, yaitu bayam duri (Amaranthus spinosus L.), bayam itik (Amaranthus blitum), bayam cabut (Amaranthus tricolor), bayam petik (Amaranthus dubius), bayam cabut/petik (Amaranthus cruentus), dan bayam merah. Bayam biasa tumbuh liar, tetapi ada juga yang dibudidayakan. Perawatan tanaman ini sangat mudah dan tidak memerlukan pekarangan yang luas. Umur panen sekitar 25-30 hari.

Gambar. Tanaman bayam
Sumber. Eka Purnama Mustikaningtyas (2025)
- Ginseng Jawa (Talinum paniculatum)
Tanaman herbal yang berkhasiat menjaga stamina tubuh ini juga dikonsumsi sebagai sayuran. Karakteristik ginseng jawa seperti memiliki batang lunak, daunnya melebar, batang bergetah, jika sudah tua memiliki bunga berwarna ungu. Tingginya bisa mencapai 1,5 meter.
Budidaya ginseng jawa cukup mudah, dengan cara memotong batang (stek) dan menancapkannya di tanah atau media tanam. Perawatannya pun cukup mudah dan umur panennya sekitar 3-4 bulan setelah tanam. Daun ginseng jawa juga dapat dipanen berkali-kali, lho. Bagaimana, ekonomis, bukan?

Gambar. Tanaman ginseng jawa
Sumber. Eka Purnama Mustikaningtyas (2025)
- Kemangi (Ocimum basilicum)
Wangi yang khas dan membuat bau mulut wangi menjadi salah satu kelebihan dari kemangi. Tanaman sayuran perdu rimbun ini dapat tumbuh liar ataupun dibudidayakan dari biji. Kemangi tumbuh subur jika ketersediaan air memadai dan mendapatkan sinar matahari yang baik dan pada saat bunganya sudah tua akan memiliki biji. Umur panennya 60-75 hari setelah pindah tanam.

Gambar. Tanaman kemangi
Sumber. Eka Purnama Mustikaningtyas (2025)
- Seledri
Wangi khas yang segar menjadi ciri khas dari seledri. Tanaman sayuran daun ini dikenal sebagai pelengkap dalam masakan sup, soto, bakso, hingga bakwan. Karakteristik tanaman berkhasiat obat ini daunnya hijau bergerigi, batang lunak, dan rimbun. Seledri mudah ditanam di tanah bedengan langsung ataupun dalam pot dan polybag. Seledri dapat dipanen 3-4 bulan setelah tanam.
- Bawang daun/bawang pre
Dari dapur, jangan dulu membuang sisa potongan bawang daun karena potongan bagian akar dapat ditanam kembali. Siapkan gelas bekas yang diisi air. Rendam potongan-potongan bagian akar bawang daun dalam air. Ukuran potongan ini sekitar 3-4 cm dari akar. Ganti air tiap hari agar tidak bau. Dalam beberapa hari akan muncul akar-akar yang memanjang dan tunas tumbuh di bagian tengah batangnya. Setelah itu, pindahkan ke media tanam yang gembur. Bisa menggunakan campuran arang sekam, tanah, dan kompos. Siram secukupnya dan beri pupuk untuk pertumbuhan yang optimal.

Gambar. Daun Bawang
Sumber. Eka Purnama Mustikaningtyas (2025)
Sobat semilir, itulah jenis-jenis sayuran yang cocok dibudidayakan di rumah. Happy planting!
Referensi:
H, Aniatul. (2018). Panduan Lengkap & Praktis Budidaya Sayuran yang Paling Menguntungkan. Jakarta: Garuda.
Herawati, W.D. (2017). Budidaya Sayuran. Yogyakarta: Javalitera.
Herwibowo, Kunto dan NS Budiana. (2021). Hidroponik: Bertanam Sayur Tanpa Tanah. Jakarta: Penebar Swadaya.
















