Saat anda bangun pagi hari, apakah yang anda inginkan?
Ya, tentu saja anda ingin urusan hari ini lancar. Anda tidak ingin menemui masalah, apalagi masalah yang menjengkelkan di hari itu. Tentu intinya anda ingin bahagia, tidak ingin sedih, ingin bersuka dan tak ingin berduka.
Pertanyaannya adalah bagaimana caranya? Apakah bahagia dan sedih adalah pilihan? Atau suatu keadaan yang tidak mau singgah dalam diri kita secara acak. Timbul tenggelam. Kalau rasa sedih sedang menghinggapi kita, bisa kita bersuka? (inginnya sih bisa).
Memang senang dan sedih, suka dan duka adalah dua perasaan yang saling berlawanan yang diberikan oleh Tuhan kepada kita. Jadi setiap kita pasti mengalami perasan suka maupun duka.
Suka duka menjadi satu, setiap manusia mengalami kesedihan dan kebahagiaan dalam porsi waktu yang sama. Mustahil seseorang, apalagi dalam hidupnya mengalami duka terus menerus atau bahagia senantiasa.
Orang kaya berlimpah dengan harta dan kedudukan dan kita meyangka mereka selalu bahagia. Padahal pasti ada rasa duka yang hinggap sewaktu-waktu di dalam dirinya.
Demikian pula dengan orang yang selalu dengan kemiskinan, tidak berarti kebahagiaan tidak pernah singgah dalam dirinya. Suka dan duka singgah di dalam diri manusia dalam kurun waktu yang sama. Itu sebuah keniscayaan.
Hidup memang sederhana. Untuk mendapatkan kebahagiaan dan keindahan dalam hidup juga sederhana. Keindahan ternyata adalah kesederhanaan itu sendiri. Dedaunan yang hijau di sekeliling kita juga menyemburkan keindahan.
Kesibukan dan kerumitan yang kita buat sehari-hari telah memalingkan kita dari kesederhanaan yang indah itu. Indah, bahagia dan sederhana. Bukan sesuatu yang rumit. Seseorang yang mengiginkan kebahagiaan resepnya cukup sederhana.
Anggaplah hidup sebagai karunia. Apa yang dikaruniakan tuhan kepada kita patut untuk disyukuri. Tuhan telah memberikan yang terbaik kepada kita dengan karunianya tersebut. Ia lebih tahu tentang kita dari pada kita sendiri. Tuhan sudah menjanjikan bahwa apabila ada kesedihan, bergembiralah karena setelah kesedihan ada kegembiraan; setelah kesulitan ada kemudahan.
Menjadikan hidup indah dan bahagia ternyata cukup sederhana. Bersyukur ketika mendapatkan anugerah, bersabar saat mendapat musibah. Dan jangan lupa selalu berprasangka baik kepada Tuhan.
Dalam dunia sains pun sesuatu yang besar kadang tercipta (ditemukan) melalui proses yang sederhana. Sejarah sudah mencatat bagaiman seorang ilmuan terkenal dari Syracuse, Archimedes (287-212M) yang pusing menentukan berai emas di mahkota Raja Hiero, tiba-tiba menemukan jawabannya ketika sedang berendam di bak mandi. Ia menemukan hukum archimedes itu secara tiba-tiba (emerge). Sederhana justru tidak rumit.
Ilmuan lainnya James Watson menemukan heliks ganda sebagai bentuk rangkaian DNA ketika ia naik tangga melingkar. Dengan ide sederhana itu ia meraih nobel kedokteran.
Murray Gell-mann menemukan kaidah interaksi strange partikel juga secara kebetulan (sederhana). Newton menemukan hukumnya ketika dia sedang duduk-duduk di bawah pohon Apel. Demikian juga Benyamin Franklin yang memainkan layang-layangnya. Artinya, banyak hal besar yang ditemukan dengan sederhana.
Demikian juga dengan kebahagiaan dan keindahan, kedua hal tersebut tidaklah rumit. Ia sederhana dan simpel. Namun, kesederhanaan itu mampu menciptakan banyak hal yang kompleks. Kesederhanaan akan membuat kita menjadi besar. Ian Stewart mengatakan ”Simple system can exhibit complex behavior, complex sysyem can exhibit simple behavior.”
Oleh karena itu sederhanalah dalam menjalani kehidupan. Se-“sederhana” dalam mendapatkan kebahagiaan. Maka keindahan akan kita jumpai di dalamnya. Se-“sederhana” itu adalah sesuatu yang indah.
[…] makan kerupuk adalah hal yang sederhana. Sangat sederhana, namun dalam perayaan itu ada spirit untuk meramaikan peringatan hari kemerdekaan […]