Apakah ada Film Indonesia tentang Pendidikan? Tetu saja ada. Film bertema pendidikan adalah salah satu film yang recommended untuk ditonton oleh pelajar. Terlebih di waktu libur sekolah seperti sekarang. Akan lebih baik bila anak-anak dimotivasi agar semakin giat lagi belajar pada semester berikutnya.
Apalagi film-film bertema pendidikan belakangan ini tidak hanya menggambarkan realitas pendidikan saja, melainkan juga banyak menyelipkan kritik sosial. Hal ini tidak hanya berdampak positif bagi perkembangan industri perfilman Indonesia, tetapi juga dapat mendorong pelajar untuk berpikir kritis.
Nah, di antara sekian banyak judul film yang dapat menumbuhkan semangat belajar anak, berikut ini kami rangkum 5 film Indonesia tentang pendidikan yang cocok mengisi waktu libur sekolah. Apa saja?
Denias Senandung di Atas Awan
Film ini bercerita tentang seorang anak laki-laki bernama Denias yang tinggal di kaki pegunungan Jayawijaya Papua. Sebelum meninggal, ibu Denias berpesan agar Denias terus bersekolah.
Denias memiliki seorang guru yang berasal dari tanah Jawa yang juga mendukungnya untuk terus melanjutkan sekolah. Guru tersebut yakin bahwa Denias adalah anak yang pintar. Ia percaya, Denias bisa menjadi ahli matematika.
Dorongan dari ibu dan gurunya membuat Denias memiliki semangat yang besar untuk terus melanjutkan sekolahnya. Namun, perjuangan Denias tidaklah mudah. Meski begitu, Denias tidak pernah putus asa.
Pada akhirnya Denias dipertemukan dengan seorang guru yang dijuluki sebagai Ibu Gembala. Guru yang memiliki nama asli Sam Koibur tersebut dapat melihat kecerdasan dan kegigihan Denias. Berkat bantuan Sam Koibur akhirnya Denias bisa melanjutkan sekolahnya, dan impian Denias pun terwujud. Film ini akan menumbuhkan semangat belajar anak-anak karena membuktikan bahwa hasil tidak akan pernah mengkhianati usaha.
Serdadu Kumbang
Film ini menceritakan tiga orang sahabat yang dijuluki serdadu kumbang. Julukan tersebut tersemat karena mereka kerap bermain dengan mainan berbentuk kumbang. Ketiga sahabat tersebut terbilang kurang baik dalam prestasi akademik. Meski begitu, ketiganya tetap memiliki cita-cita.
Salah satu anggota serdadu kumbang bernama Amek memiliki cita-cita sebagai penyiar berita di televisi. Amek sendiri adalah seorang anak dengan bibir sumbing. Film ini mengajarkan tentang perjuangan dan pentingnya cita-cita. Rintangan apa pun pada akhirnya dapat ditaklukkan oleh mereka yang mau belajar dan berusaha.
Negeri Lima Menara
Film ini bercerita tentang kehidupan para santri di pesantren. Alif, sang tokoh utama awalnya tidak mau masuk pesantren karena ingin melanjutkan sekolahnya ke SMA di Bandung agar bisa masuk ke ITB. Namun, seiring waktu, Alif pun mulai betah karena di sana ia bertemu teman-teman yang baik. Alif dan teman-temannya itu sering berkumpul di menara masjid sehingga dijuluki para pemilik menara atau Sahibul Menara.
Guru-guru di pesantren mendidik Alif dan para santri lainnya dengan sangat baik. Ajaran yang selalu dipegang teguh santri adalah “siapa yang bersungguh-sungguh pasti akan berhasil”. Berkat ajaran tersebut, Alif dan teman-temannya akhirnya berhasil meraih cita-cita mereka.
Sepatu Dahlan
Film ini diangkat dari kisah nyata seorang Dahlan Iskan yang awalnya ditulis dalam bentuk novel berjudul sama. Film ini menceritakan kehidupan masa kecil Dahlan yang walaupun serba kekurangan tetap memiliki cita-cita yang tinggi.
Dahlan tetap semangat bersekolah meski harus berjalan bertelanjang kaki puluhan kilometer untuk menuju pesantren Takeran, tempatnya menimba ilmu. Siapa Dahlan Iskan hari ini telah membuktikan bahwa siapa yang bersungguh-sungguh pasti berhasil. Menurut Dahlan, keterbatasan bisa menjadi sesuatu yang indah ketika kita pandai menyikapinya.
Laskar Pelangi
Film ini berkisah tentang 10 anak yang dijuluki ‘Laskar Pelangi’ di Belitong. Mereka bersekolah di pondok sekolah dasar yang terancam tutup. Beruntung, dua guru yang mengajar di sekolah tersebut tidak pernah berhenti menyemangati para siswanya. Berkat dua gurunya itu, Ikal beserta teman-temannya memiliki semangat juang yang tinggi untuk menentang pihak tambang timah.
Film yang bersetting tahun 1970-an ini patut ditonton oleh pelajar Indonesia karena menggambarkan realitas dunia pendidikan Indonesia di masa lalu. Tentang kemiskinan, kurangnya rasa percaya diri, hancurnya infrastruktur, keserakahan perusahaan, dan skeptisnya para pejabat pemerintah. Di mana kondisi tersebut tidak saja hanya terjadi di masa lalu, tetapi masih kerap terjadi di beberapa wilayah pedalaman Indonesia. Semoga anak-anak yang diberi kemudahan dalam belajar bersyukur dan termotivasi untuk lebih giat lagi belajar setelah menonton film ini.
*
Demikianlah 5 film Indonesia tentang pendidikan cocok mengisi waktu libur sekolah. Sangat menarik, bukan? Atau apa kamu sudah menontonnya? Lalu, film apa yang paling kamu suka? Yuk, ceritakan di kolom komentar! Jangan lupa bagikan artikel ini, ya! Agar semakin banyak anak Indonesia yang termotivasi.