Pernahkah Anda membayangkan sebuah tempat di mana setiap halaman buku yang terbuka adalah pintu menuju dunia baru? Di Kota Aceh, komunitas literasi berkembang pesat, menjadi pusat berkumpulnya individu yang haus akan pengetahuan dan kebijaksanaan. Dari kelompok diskusi buku hingga acara tukar buku, komunitas ini menyediakan ruang bagi anggotanya untuk saling berbagi wawasan dan pengalaman. Kegiatan seperti ini tidak hanya meningkatkan minat membaca, tetapi juga mempererat ikatan sosial antar warga Aceh yang memiliki minat sama dalam dunia literasi.
Selain itu, komunitas literasi di Aceh berperan penting dalam melestarikan budaya membaca di tengah modernisasi yang cepat. Dengan dukungan dari berbagai pihak, mereka rutin mengadakan kegiatan yang mendorong partisipasi masyarakat luas, seperti lokakarya menulis, seminar literasi, dan festival buku. Melalui upaya ini, mereka berhasil membangun lingkungan yang mendukung pertumbuhan intelektual dan kreatif. Komunitas literasi di Aceh menjadi bukti bahwa semangat untuk belajar dan berbagi pengetahuan tetap kuat, dan mereka terus berkontribusi dalam menciptakan generasi yang lebih berpengetahuan dan berbudaya. Mari kita telusuri lebih dalam kisah inspiratif ini dalam artikel berikut, di mana setiap kata membawa kita lebih dekat dengan semangat dan keajaiban Aceh.
Rumoh Literasi
Keprihatinan terhadap literasi di Aceh telah memicu kegelisahan di kalangan generasi muda, orang dewasa, dan para tokoh sejarah, yang pada akhirnya mendorong mereka untuk sepakat membentuk sebuah komunitas yang mewadahi upaya peningkatan literasi. Didirikan pada tahun 2017, komunitas Rumoh Literasi telah berhasil mempertahankan eksistensinya hingga saat ini, menghadapi tantangan zaman digitalisasi yang terus berkembang. Komunitas ini berfungsi sebagai pusat bagi para pecinta literasi di Aceh, menyediakan ruang bagi mereka yang gemar membaca, menulis, berpartisipasi dalam diskusi, dan beraksi dengan semangat literasi yang kuat. Dengan slogan “baca, nulis, diskusi, aksi,” Rumoh Literasi secara aktif menyebarkan semangat literasi di kalangan masyarakat.
Komunitas Rumoh Literasi juga membuka pendaftaran bagi individu yang ingin menjadi aktivis literasi, menawarkan pengalaman yang berharga dan mengasyikkan. Program-program menarik yang diselenggarakan oleh komunitas ini termasuk Ngopi Pintar, sebuah acara yang bukan sekadar minum kopi, melainkan kesempatan untuk berdiskusi dengan bintang tamu yang memiliki pengalaman luar biasa, berfungsi sebagai ajang berbagi pengetahuan dan memperluas wawasan para anggota komunitas. Selain itu, komunitas ini juga mengadakan berbagai kegiatan seperti lapak buku, Ngobras (Ngobrol Sastra), talk show literasi, dan aktivitas lainnya yang menarik dan edukatif.
Rumoh Literasi tidak hanya memiliki basecamp sebagai tempat berkumpul tetapi juga memanfaatkan media digital untuk menyebarkan semangat literasi, terutama melalui akun Instagram @rumohliterasi, yang saat ini telah memiliki 898 pengikut. Melalui platform ini, komunitas ini membagikan dokumentasi kegiatan sebagai kenang-kenangan dan informasi terkait acara serta agenda yang akan datang, memudahkan orang-orang dengan minat yang sama untuk bergabung dan meramaikan berbagai kegiatan literasi yang diselenggarakan.
Aceh Book Party
Minimnya minat dan partisipasi generasi muda terhadap dunia literasi telah menyebabkan redupnya api literasi di Aceh. Kondisi inilah yang mendorong berdirinya komunitas Aceh Book Party, yang bertujuan untuk mewadahi para anak muda dalam upaya menghidupkan kembali semangat literasi. Komunitas ini hadir sebagai tempat berkumpul bagi para pecinta buku dan untuk menyebarkan keseruan menjadi pembaca serta belajar literasi. Aceh Book Party didirikan atas inisiasi Nurul Izzah Hutapean pada bulan Februari 2024. Komunitas ini secara rutin mengadakan kegiatan setiap akhir pekan, dengan keunikan tersendiri yaitu menggelar acara di ruang terbuka hijau. Tujuan dari pemilihan lokasi ini adalah untuk menghadirkan suasana baru dalam membaca buku, sehingga kegiatan membaca dapat dirasakan seperti piknik namun tetap menambah wawasan.
Setiap acara Aceh Book Party dimulai dengan sesi membaca buku selama 30 menit, kemudian dilanjutkan dengan sesi bercerita tentang buku yang dibaca dan diskusi bersama. Selain menjadi wadah untuk menumbuhkan minat baca dan literasi, kegiatan ini juga memiliki manfaat lain, seperti membantu mengembangkan kemampuan berbahasa Indonesia. Melalui kegiatan diskusi dan sharing, para peserta didorong untuk berani mengungkapkan pendapat dan ide-ide mereka dengan bahasa yang baik dan benar. Aceh Book Party hadir sebagai tren kegiatan positif yang menyatukan kesenangan berkumpul dengan budaya literasi, menjadi salah satu alternatif dalam meningkatkan minat literasi di tengah masyarakat yang kurang antusias terhadap literasi.
Komunitas ini juga memanfaatkan jejaring digital untuk menyebarkan semangat literasinya, menggunakan Instagram dengan nama @acehbookparty yang diikuti oleh 478 pengikut. Mereka secara rutin membagikan dokumentasi dan jadwal kegiatan, serta berbagai event agar para pemuda tidak ketinggalan untuk ikut serta meramaikan kegiatan. Dengan demikian, mereka berharap dapat menyebarkan semangat literasi yang sempat padam agar terus menyala dan membawa perubahan besar di masa depan.