Sejujurnya, saya tidak ada masalah dengan orang yang merokok. Kawan saya banyak sekali yang merokok, baik laki-laki maupun perempuan. Saya pun juga merokok. Yang jadi masalah adalah perokok yang dzolim pada asbak.
Sering kali saya melihat kawan-kawan yang membuang sampah bukan pada tempatnya, melainkan pada asbak. Sejatinya asbak adalah tempat membuang puntung rokok, bukannya malah jadi tempat pembuangan sampah seperti plastik jajan, plastik rokok, dan masih banyak lainnya.
Kejadian seperti itu tidak terjadi satu-dua kali, bahkan setiap nongkrong pasti ada saja yang membuang sampah pada asbak tersebut. Bukan karena tidak mau menasehati mereka, saya sudah sering memperingatkan “Tolong, jangan buang sampah plastik di asbak, cah!”. Tapi apa respon yang saya dapat? mereka malah menjawab “Haish, nanti pastinya juga bakal dibuang di sampah.” Ingin rasanya kamu yang saya buang di tempat sampah.
Setiap kedai ataupun warung kopi pasti mempunyai tempat sampah sendiri. Tempat sampah pun disediakan untuk membuang sampah-sampah plastik dan lainnya. Sama halnya seperti asbak, mereka dibuat hanya untuk membuang puntung rokok saja, bukan sampah yang lainnya.
Pengalaman saya melihat kawan-kawan yang sering membuang sampah plastik di asbak sangat tidak mengenakkan. Ya, sangat tidak mengenakkan. Bayangkan, ketika di asbak terdapat plastik dan seketika kalian membuang puntung rokok di asbak akan terjadi apa? Ya, plastik tersebut akan meleleh dan baunya sangat menyengat, alias tidak enak sekali.
Saya sangat menghargai kawan-kawan perokok, karena saya juga merokok. Tanpa rokok, percakapan rasanya hambar, kurang enak saja. Boleh kok kalian merokok, dan tidak bakalan saya larang.
Tapi, sayangnya masih banyak juga dari mereka yang seolah-olah buta kalau asbak sudah jelas-jelas ada. Banyak sekali dari mereka yang sebat sambil santai membuang puntung rokok di lantai kedai. Meskipun saya bukan penjaga kedai, tapi saya bisa merasakan apa yang dirasakan oleh penjaga kedai. Kesal, dan marah itu pasti.
Ngomong-ngomong, saya juga punya kawan yang menjaga kedai kopi. Mereka juga merasa kesal ”Apa asbaknya kurang bagus sih, kok mereka se-enaknya buang sampah sembarangan. Ingin rasanya berkata kotor di depan mereka.” Kalau saja saya yang jadi penjaga kedai, pasti saya juga marah seperti teman saya itu.
Sebenarnya saya bertanya-tanya, seperti apa logika orang-orang seperti ini? Sampai sekarang saya belum ketemu. Buktinya, kawan saya yang sering melakukan hal tersebut, saya tidak mengerti logika mereka. Apa saya saja yang kurang memahami kawan saya, atau kawan saya yang terlampau problematik? Pastinya bukan kalian, tapi orang-rang yang dzolim terhadap asbak.
Melihat gayanya ketika di luar sering mengeluh dan bilang “Jangan buang sampah sembarangan, buanglah sampah pada tempatnya”, tapi mereka tidak melihat dirinya sendiri yang sering buang plastik dan puntung rokok sembarangan.
Menjengkelkan memang. Sering juga mereka bilang, ”puntung rokok dan plastik rokok kan ukurannya kecil, tidak apa-apa lah.” Betapa mudahnya ia bicara seperti itu.
Jika kalian tidak berani menasehati kawan-kawan kalian, biar tulisan ini yang mewakili perasaan kalian. Agar nanti tidak ada lagi kata buang sampah sembarangan dan tentunya biar sadar fungsi dari asbak itu apa.
Kalian sudah tahu kan fungsi asbak itu buat apa? Buat kawan-kawan perokok yang sering dzolim terhadap asbak, jadilah perokok yang pintar dan budiman, ya.