Raja Ampat terkenal dengan keindahannya. Barang siapa yang berkunjung akan terpesona. Tak pelak membuat banyak orang dari penjuru tanah air bahkan dunia berduyun-duyun menginjakkan kaki di tanah surga itu.
Umumnya, para wisatawan akan naik pesawat ke Sorong atau naik kapal laut besar seperti kapal Feri milik Pelni. Namun siapa sangka, Sorong juga punya pelabuhan kecil yang tak kalah eksotisnya, ialah Pelabuhan Rakyat Sorong.
Pelabuhan rakyat Sorong, namanya tidak semegah Pelabuhan Sorong tempat kapal-kapal besar berlabuh yang menjadi salah satu pintu gerbang transportasi laut di Provinsi Papua Barat dan Papua. Ini adalah sebuah pelabuhan kecil yang berjarak 15 menit dari Pelabuhan Sorong yang beralamat di JL. Jend. Sudirman Kelurahan Malawei Klademak II Kota Sorong.
Pelabuhan dengan kapal-kapal kecil berlabuh, dengan bangunan yang dibangun sederhana dan di tata rapi sedemikian rupa, namun bagi para pelancong yang menuju Raja Ampat, pelabuhan rakyat sorong tidak asing di telinga mereka karena merupakan satu-satunya gerbang keberangkatan menuju ‘surga dunia’.
Pelabuhan sorong pagi itu lebih ramai daripada biasanya. Beruntungnya saya tiba lebih awal dari jadwal keberangkatan kapal menuju Raja Ampat. Seperti biasa, masyarakat pelabuhan memulai aktifitas paginya, ada sekitar 5 armada berderet di pinggir dermaga yang tampak kosong menunggu penumpang tiba, satu diantaranya menurunkan muatan untuk dibawa ke pasar terdekat di Kota Sorong. Beberapa kios belum banyak yang dibuka pada pagi jam 6 itu, pun para pedagang ikan yang masih menunggu kedatangan kapal ikan.
Namun masyarakat pelabuhan sudah berkumpul untuk memulai harinya dengan memberi makan anjing liar milik pendudukan lokal, coklat namanya. Ia terlalu ramah dengan manusia sebagai seekor anjing liar. Mungkin karena kerap berinteraksi dengan para pengunjung pelabuhan menjadikannya lebih jinak daripada anjing lainnya. Beberapa penduduk lokal lainnya memanfaatkan waktu sepi itu untuk memancing menggunakan kail dan berenang di pinggiran dermaga mengharapkan ikan-ikan seruas jari datang melahap umpannya, namun di sisi lain tampak sampah botol plastik mengapung di sekitarnya.
Pelabuhan ini aktif sebagai tempat persinggahan kapal-kapal yang menuju ke Raja Ampat. Turis asing biasa memadati pelabuhan pada jam 9 ke atas, bertepatan dengan kapal yang berlayar pada sekitar jam 9-an.

Pelabuhan ini menyediakan 2 tipe kapal Feri yang bisa dipilih sebagai alternatif pelayaran, kapal Feri cepat dan kapal Feri lambat dengan durasi perjalanan dan harga yang berbeda.
Kapal Feri cepat atau biasa dengan armada Kapal Bahari Express dibandrol harga Rp130.000 tergantung memilih pada kelas ekonomi atau privat dengan jadwal penyebrangan 2 kali dalam sehari, yaitu pada jam 9.00 WIT dan 14.00 WIT dengan durasi perjalanan selama dua jam. Sedangkan kapal Feri lambat dipatok harga Rp100.000 dengan durasi perjalanan kurang lebih 4 jam dengan jadwal penyebrangan bersifat tentatif. Kapal yang digunakan biasanya memiliki ruang barang di bagian bawah kapal dan ruang penumpang di bagian atasnya dengan kursi mirip dengan kursi bus namun lebih panjang dan berderet lebih banyak.
Tiket kapal ini bisa di pesan langsung melalui loket yang berada di Pelabuhan Rakyat. Kapal Feri ini akan menuju ke Pelabuhan Waisai, kemudian melanjutkan menggunakan kapal lainnya jika ingin melanjutkan perjalanan ke pulau-pulau lain di Raja Ampat.

Pelabuhan Rakyat Sorong menawarkan pemandangan yang jarang dilihat, adanya pesawat terbang rendah setiap 10 menit sekali terlihat jelas dari pinggir pelabuhan, karena memang Bandara Domine Eduard Osok berada tidak jauh dari pelabuhan rakyat.
Akses menuju pelabuhan juga dipermudah dengan adanya layanan taksi online di Kota Sorong yang dapat dipesan melalui aplikasi online. Di mana jika kita mengatakan akan ke Raja Ampat, maka supir taksi akan langsung paham bahwa harus berhenti di Pelabuhan Rakyat, bukan di Pelabuhan Besar Sorong.
Ada yang berminat berpetualang lewat pelabuhan ini?