Gunung Lewotobi merupakan salah satu gunung berapi aktif yang berada di Kabupaten Flores Timur, Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT). Terletak di bagian timur Pulau Flores, gunung ini unik karena memiliki dua puncak yang berdampingan, yaitu Lewotobi Laki-laki dan Lewotobi Perempuan. Kedua puncak tersebut tidak hanya menarik perhatian dari sisi geologi, tetapi juga menyimpan kisah budaya, mitologi lokal, hingga potensi wisata yang menjanjikan.

Keunikan Nama dan Sejarah Budaya

Nama “Lewotobi” berasal dari bahasa lokal yang berarti “kampung Tobu” atau bisa juga dimaknai sebagai tempat suci. Keberadaan dua puncak gunung yang disebut laki-laki dan perempuan dipercaya masyarakat setempat sebagai simbol dualitas dan keseimbangan alam. Dalam tradisi lokal, Lewotobi Perempuan dianggap lebih aktif secara vulkanik, namun keduanya memiliki nilai spiritual tinggi bagi masyarakat adat di sekitarnya.

Masyarakat setempat memercayai bahwa Gunung Lewotobi merupakan tempat tinggal para leluhur dan roh-roh suci. Oleh karena itu, sebelum melakukan pendakian atau aktivitas lain di kawasan gunung ini, sering dilakukan ritual adat sebagai bentuk penghormatan.

Aktivitas Vulkanik Gunung Lewotobi

Secara geologis, Gunung Lewotobi tergolong dalam jajaran gunung berapi aktif di Indonesia, dan telah mengalami beberapa kali erupsi signifikan dalam sejarahnya. Catatan erupsi Lewotobi mencatat letusan-letusan kecil hingga sedang yang berdampak pada masyarakat di sekitarnya.

- Poster Iklan -

Salah satu letusan terbaru yang cukup diperhatikan terjadi pada awal tahun 2024, di mana Lewotobi Perempuan kembali menunjukkan aktivitas vulkanik. Letusan ini menyebabkan pengungsian penduduk dari beberapa desa sekitar, dan pemerintah daerah meningkatkan status gunung menjadi siaga. Namun, aktivitas ini juga menjadi pengingat akan pentingnya mitigasi bencana dan kesiapsiagaan masyarakat yang hidup di kawasan gunung berapi.

Potensi Wisata dan Keindahan Alam

Selain sisi geologis dan budayanya, Gunung Lewotobi memiliki pesona alam yang luar biasa. Kawasan sekitarnya dipenuhi dengan hutan tropis, sungai jernih, dan berbagai jenis flora dan fauna endemik. Dari puncaknya, pendaki bisa menyaksikan panorama Laut Flores yang membentang luas, serta gugusan desa-desa adat yang tersebar di kaki gunung.

Untuk para pecinta alam dan pendaki, Gunung Lewotobi menawarkan jalur trekking yang menantang namun memukau, terutama saat matahari terbit dan terbenam. Rute pendakian ke puncak Lewotobi Laki-laki maupun Perempuan dapat diakses dari beberapa desa seperti Klatanlo dan Boru. Sayangnya, karena faktor aktivitas vulkanik, pendakian ke gunung ini sering ditutup dan dibuka kembali secara berkala.

Potensi wisata lainnya adalah pengembangan ekowisata berbasis masyarakat lokal, yang bisa menggabungkan trekking, eksplorasi budaya adat, serta wisata edukasi vulkanologi.

Akses dan Fasilitas

Untuk mencapai Gunung Lewotobi, pengunjung dapat menempuh perjalanan darat dari Kota Larantuka, ibu kota Kabupaten Flores Timur. Perjalanan ke desa terdekat biasanya memakan waktu 1–2 jam tergantung kondisi jalan. Meskipun infrastruktur belum sepenuhnya memadai, semangat masyarakat lokal dalam memajukan kawasan ini sebagai destinasi wisata terus meningkat.

Pemerintah daerah setempat juga mulai melakukan pengembangan infrastruktur, seperti jalur evakuasi, rambu-rambu pendakian, dan pelatihan pemandu lokal, guna mendorong wisata yang aman dan berkelanjutan.

Gunung Lewotobi adalah simbol kekuatan alam, kekayaan budaya, sekaligus sumber inspirasi spiritual bagi masyarakat Flores Timur. Keberadaan dua puncak yang berdampingan menjadi daya tarik unik di antara gunung-gunung lain di Indonesia. Dengan manajemen yang tepat, Lewotobi berpotensi menjadi destinasi wisata unggulan yang tak hanya menawarkan keindahan, tetapi juga nilai edukatif dan spiritual yang mendalam.

- Cetak Buku dan PDF-

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here