Heaven on Bali: Alam, Jiwa, dan Kearifan (sumber foto: Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreati)
Heaven on Bali: Alam, Jiwa, dan Kearifan (sumber foto: Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreati)

Di sebuah desa kecil nan asri di jantung Bali, tepatnya di Desa Sudaji, terdapat sebuah tempat yang tidak hanya menawarkan keindahan alam, tapi juga perjalanan spiritual dan koneksi yang mendalam dengan masyarakat lokal. Tempat itu bernama OmUnity (Heaven on Bali)—sebuah oasis tersembunyi yang mengajak siapa pun yang datang untuk berhenti sejenak, bernapas, dan merasakan harmoni sejati antara manusia dan alam.

Tumbuh dari Kesederhanaan

Semua bermula dari mimpi seorang pria bernama Zanzan. Ia bukanlah pebisnis besar atau pengembang resor mewah. Zanzan adalah seorang lokal yang lahir dan besar di Desa Sudaji. Ia mencintai tanah kelahirannya dengan sepenuh hati, dan memiliki impian sederhana: mengenalkan dunia pada keindahan autentik Bali yang nyaris terlupakan.

Zanzan menyaksikan bagaimana pariwisata di Bali berkembang pesat, tetapi sekaligus mengikis nilai-nilai tradisional dan spiritual yang dulu begitu dijunjung tinggi. Maka, lahirlah gagasan tentang OmUnity Bali—sebuah tempat yang tidak hanya sekadar penginapan, tapi juga jembatan antara dunia modern dan kearifan lokal. Di sini, tamu tidak hanya menginap, tetapi juga belajar, berbaur, dan hidup bersama masyarakat.

OmUnity Bali ( sumber foto: Laura Betty Haynes)
OmUnity Bali ( sumber foto: Laura Betty Haynes)

OmUnity tidak dibangun dengan beton dingin, melainkan dengan bambu dan kayu lokal. Setiap sudutnya dirancang untuk menyatu dengan alam, mengalirkan energi positif, dan menyampaikan filosofi Bali yang mendalam: “Tri Hita Karana” — harmoni antara manusia, alam, dan Tuhan.

- Poster Iklan -

Lebih dari Sekadar Tempat Menginap

Apa yang membuat OmUnity Bali begitu istimewa? Pertama, keasliannya. Saat banyak vila dan resor mengejar kemewahan artifisial, OmUnity memilih jalur sebaliknya. Tamu akan diajak menyusuri sawah, belajar membuat canang sari, hingga ikut dalam ritual pembersihan diri di sungai suci bersama penduduk lokal. Pengalaman ini tidak bisa dibeli dengan uang, karena yang ditawarkan adalah koneksi sejati dengan budaya dan alam.

Kedua, komunitasnya. OmUnity adalah tempat bertemunya jiwa-jiwa dari berbagai penjuru dunia yang mencari makna, bukan sekadar liburan. Di sinilah para pelancong, yogi, seniman, dan penulis saling berbagi cerita, energi, dan visi tentang dunia yang lebih baik.

Sarapan bersama di OmUnity Bali
Sarapan bersama di OmUnity Bali

Ketiga, keberlanjutan. OmUnity berkomitmen terhadap ekowisata yang nyata. Mereka memanfaatkan energi terbarukan, mengelola sampah dengan bijak, serta mendukung pertanian organik lokal. Setiap tamu yang datang secara tidak langsung ikut mendukung kehidupan petani, pengrajin, dan anak-anak desa Sudaji.

OmUnity juga dikenal dengan kegiatan eco-living retreat, yoga harian, dan program volunteer yang memberi makna lebih dalam bagi pengalaman para pengunjung. Ini adalah tempat di mana Anda tidak hanya menyembuhkan tubuh, tapi juga jiwa.

Kehidupan yang Mengalir Bersama Alam

Salah satu ciri khas OmUnity Bali adalah arsitektur berkelanjutan yang memukau. Rumah-rumah bambu yang berdiri kokoh di antara pepohonan tropis bukan hanya indah secara visual, tetapi juga sarat makna. Dibangun oleh tangan-tangan terampil warga lokal, setiap struktur mencerminkan kolaborasi, pelestarian budaya, dan filosofi hidup berdampingan dengan alam. Di setiap sudut bangunan, kita bisa merasakan kehangatan dari proses penciptaannya—bukan sekadar produk, tetapi hasil cinta.

Tidak hanya tempat tinggalnya yang alami, pertanian organik di OmUnity Bali juga menjadi bagian penting dari filosofi hidup mereka. Sayuran, rempah, dan buah-buahan yang ditanam di kebun komunitas diperlakukan dengan penuh perhatian sejak benih hingga panen. Makanan yang disajikan di OmUnity bukan hanya sehat dan segar, tetapi juga membawa cita rasa lokal Bali yang autentik. Menyantap makanan di sini berarti merasakan tanah Bali yang sebenarnya—tulus, murni, dan penuh kehidupan.

Omunity Bali (sumber foto: Amaury Perrot)
Omunity Bali (sumber foto: Amaury Perrot)

Namun, daya tarik OmUnity tidak berhenti pada alam fisik. Tempat ini juga menjadi pusat pengalaman spiritual yang mendalam. Dari sesi yoga di bawah langit pagi hingga meditasi hening di pinggir sungai, setiap aktivitas dirancang untuk menghubungkan tamu dengan diri mereka sendiri. Bahkan, para tamu dapat ikut serta dalam upacara adat dan ritual spiritual yang dibimbing oleh masyarakat lokal, menciptakan pengalaman transformasi yang sejati, bukan hanya hiburan.

Yang paling menyentuh dari semuanya adalah bagaimana OmUnity membangun hubungan erat dengan masyarakat lokal. Tidak ada tembok tinggi yang memisahkan antara tamu dan penduduk desa. Sebaliknya, ada jembatan-jembatan emosional yang dibangun melalui kegiatan bersama—seperti menanam padi, belajar memasak makanan tradisional Bali, hingga berbagi cerita di bawah langit malam. Ini adalah bentuk pariwisata yang bukan hanya ramah lingkungan, tetapi juga ramah jiwa.

Perjalanan dari Idealisme ke Realita

Membangun OmUnity tidak mudah. Di awal perjalanan, Zanzan menghadapi banyak tantangan—dari minimnya dana, hingga keraguan masyarakat lokal yang belum memahami visi besarnya. Namun, ia tetap teguh.

Dengan keyakinan dan kerja keras, perlahan-lahan OmUnity tumbuh. Bangunan bambu pertama didirikan, komunitas mulai terbentuk, dan wisatawan pun berdatangan. Mereka yang awalnya hanya ingin menginap satu malam, justru betah berhari-hari. Ada yang jatuh cinta pada ketenangan Sudaji, ada yang merasa menemukan kembali dirinya, bahkan ada yang memutuskan untuk tinggal lebih lama dan ikut membangun OmUnity.

Yang menarik, OmUnity tidak pernah dipromosikan dengan cara konvensional. Kekuatan utamanya adalah dari mulut ke mulut—kisah pengalaman luar biasa para tamu yang mereka bagikan ke seluruh dunia. Dan di sanalah letak keajaiban OmUnity: ia tumbuh secara organik, seperti pohon yang dirawat dengan cinta, bukan dipaksa tumbuh dengan pupuk instan.

Kini, OmUnity Bali telah menjadi ikon wisata berkelanjutan di Indonesia, bahkan dunia. Tapi yang lebih penting, ia tetap setia pada akar dan misinya: menjadi ruang suci bagi siapa pun yang ingin kembali pada alam, kembali pada diri, dan kembali pada makna hidup yang sesungguhnya.

- Cetak Buku dan PDF-

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here