Pernahkah Anda merasa “nyambung” dengan orang asing hanya karena sama-sama menyukai grup K-Pop tertentu? Itulah gambaran sederhana dari identitas kolektif. Identitas kolektif itu sebuah konsep dalam ilmu sosial yang menjelaskan bagaimana individu merasa menjadi bagian dari kelompok yang lebih besar.
Teori identitas kolektif pernah dipopulerkan oleh Alberto Melucci pada tahun 80an. Ia seorang sosiolog asal Italia. Menurutnya, identitas kolektif terbentuk ketika individu punya tujuan, simbol, dan emosi yang sama dalam sebuah gerakan sosial atau komunitas. Identitas ini bukan sekadar label, tetapi rasa memiliki. Dengan kata lain, sebuah ikatan yang membuat orang merasa, “kita ini satu.”
Kini, teori itu tak hanya berlaku di dunia aktivisme atau gerakan politik. Dunia hiburan pun jadi ladang subur bagi lahir dan berkembangnya identitas kolektif. Contoh yang actual, nyata dan konkrit adalah K-Pop.





















