Sebut saja K-Pop itu semua inovasi (temuan). Saat kuliah saya jadi ingat teorinya Everett M. Rogers tentang difusi inovasi (diffusion of innovation). Bagi Rogers sebuah inovasi (ide, praktik, objek baru) disebarkan melalui saluran tertentu dalam jangka waktu tertentu di antara anggota sistem sosial. Ia menyebar memalui lima tahap: innovators, early adopters, early majority, late majority, hingga laggards. Semakin banyak yang mengadopsi, semakin cepat sebuah tren menjadi mainstream. Pernahkah Anda bertanya-tanya bagaimana musik K-Pop menyebar dan bisa mendominasi playlist di seluruh dunia?
Pertama, innovators (penemu). Mereka adalah kelompok pertama yang mencoba hal baru. Biasanya orang-orang yang berani mengambil risiko. Suka bereksperimen sekaligus punya akses ke informasi atau teknologi lebih cepat daripada kebanyakan orang. Jumlahnya kecil, tapi perannya penting sebagai “pemicu awal” penyebaran inovasi.
Kedua, early adopters (pengadopsi awal). Setelah inovator, kelompok ini cepat tertarik pada tren baru. Mereka dianggap lebih berpengaruh karena biasanya dihormati dalam komunitasnya. Sehingga bisa jadi panutan. Jika mereka menyukai sesuatu, orang lain lebih mudah ikut-ikutan.




















