Harga pangan di pasar fluktuatif, makin lama makin meroket. Tentu hal ini berpengaruh pada daya beli. Apalagi dalam lingkup rumah tangga, pengeluaran tak hanya masalah pangan saja, melainkan juga untuk listrik, sewa rumah bagi yang belum memiliki rumah, pendidikan anak, pengeluaran tak terduga, dan lainnya. Namun, yang paling krusial adalah biaya untuk pangan. Bukankah manusia pada dasarnya membutuhkan pangan untuk bertahan hidup?
Bayangkan saja kalau di dapur rumah kita bukan hanya sekedar ruang untuk memasak, melainkan menjadi pusat ketahanan pangan keluarga. Ketahanan pangan tak hanya skala nasional, melainkan bisa berawal dari rumah, lho. Yup, rumahlah yang menjadi awal dari ketahanan pangan. Anggota keluarga bisa bekerja sama untuk melakukan budidaya skala rumahan untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Jadi, tak harus pergi ke pasar dulu kalau ingin memasak. Asyik, bukan? Bisa menghemat uang, waktu, dan tenaga. Bahkan juga bisa berbagi ke tetangga. Dan bonusnya lagi, bahan pangan yang diolah di dapur merupakan bahan pangan sehat karena dibudidayakan sendiri dan bebas dari pestisida kimia.
Namun, apa sih sebenarnya tanaman pangan itu?
Tanaman pangan adalah tanaman yang ditanam dengan tujuan untuk menghasilkan pangan. Tanaman pangan dikelompokkan menjadi tanaman pangan pokok, tanaman pangan pendamping, atau tanaman pangan lainnya. Tanaman pangan pokok meliputi berbagai jenis tanaman yang menjadi sumber utama karbohidrat dan protein, misalnya jagung dan serealia. Tanaman pangan pendamping merupakan tanaman yang digunakan sebagai bahan baku untuk produk olahan. Tanaman pangan lainnya, seperti buah-buahan dan sayuran.
Apa Saja, Sih, Yang Dilakukan untuk Membangun Ketahanan dari Rumah?
Ada beberapa alternatif yang dapat sobat lakukan, seperti:
- Budidaya tanaman sayuran
Tanaman sayuran menjadi alternatif untuk dibudidayakan. Selain jenisnya bermacam-macam, ada jenis tanaman sayuran yang mudah untuk dibudidayakan skala rumahan dan panennya cepat. Budidaya sayuran ini bisa menggunakan pot, polibag, hingga hodroponik. Jenis tanaman sayuran yang biasa dibudidayakan di rumah antara lain: sawi, bayam, kangkung darat, kangkung air, bawang merah, bawang daun, kucai, hingga ginseng jawa.

Gambar Budidaya tanaman sayuran ginseng jawa di halaman rumah
Sumber: Eka Purnama Mustikaningtyas (2025)
- Budidaya tanaman buah
Selain tanaman sayuran, tanaman buah-buahan bisa dijadikan alternatif. Mengingat Indonesia memiliki berbagai jenis tanaman buah-buahan, cara ini sangat masuk akal untuk dilakukan. Tanaman buah sangat berguna untuk kesehatan karena menyumbang vitamin dan mineral yang dibutuhkan oleh tubuh.
Jenis tanaman buah yang bisa dibudidayakan di rumah misalnya pepaya, anggur, markisa, nangka, pisang, jambu, jambu biji, belimbing, jeruk, arbei, stroberi, dan lainnya.

Gambar. Budidaya tanaman buah di halaman rumah
Sumber: Eka Purnama Mustikaningtyas (2025)
- Budidaya tanaman pokok
Ya, sobat semilir tak salah baca. Tanaman pangan juga bisa dibudidayakan skala rumahan. Tentunya tidak seperti kalau budidaya di sawah atau ladang, ya. Jagung bisa dibudidayakan di pekarangan rumah. Sobat bisa menanam 1-5 jagung jika halaman cukup luas.
- Budidaya tanaman berkhasiat obat (Tanaman Obat Keluarga/TOGA)
Apa yang terlintas di benak sobat semilir saat mendengar TOGA? Apakah empon-empon? Pada kenyataannya, TOGA tak hanya empon-empon (jahe, kunyit, lengkuas, kencur, temulawak, kunci). Tanaman berkhasiat obat beragam jenisnya. Bagian yang digunakan sebagai obat pun bermacam-macam, mulai akara, batang, daun, bunga, buah, hingga bijinya.
- Tanaman tahunan ada pohon salam yang digunakan daunnya untuk bumbu masakan, tetapi juga berkhasiat obat dalam meningkatkan kekebalan tubuh, mengatasi batu ginjal, menurunkan kolesterol dan menjaga kadar gula darah. Tanaman sirsak, benalu mangga, daunnya berkhasiat menumpas kanker.
- Tanaman obat yang biasa ditanam di rumah seperti mawar, melati, bawang merah, pepaya, kumis kucing, nangka, lidah buaya, sirih, sirih cina, serai, belimbing wuluh, kersen, dan lain sebagainya.
- Sobat semilir, pernahkah mendengar pepatah yang mengatakan “Tumbuhan yang ada di dalam rumahmu adalah obat bagimu”. Seperti itulah kurang lebih intinya. Tanaman liar yang kadang kita anggap sebagai gulma dan tak bermanfaat, sebenarnya malah kita butuhkan. Percaya atau tidak, hal itu benar adanya. Ada seseorang yang sistem imunitasnya tidak baik dan memerlukan imunitas tambahan, di rumahnya banyak tumbuh meniran. Padahal, di rumah-rumah tetangganya tidak tumbuh tumbuhan itu. Meniran berkhasiat dalam meningkatkan imunitas tubuh, sifat antioksidan, dan anti-inflamasi.
- Budidaya ternak
Budidaya ternak juga bisa dilakukan karena menghasilkan bahan pangan yang dibutuhkan manusia. Bisa beternak ayam, bebek, itik, kambing, sapi, atau kerbau. Misalkan saja beternak ayam, bukankah bisa menghasilkan telur dan daging untuk memenuhi kebutuhan gizi keluarga?
- Budidaya ikan di kolam
Budidaya ikan di rumah? Mengapa tidak? Selain sebagai sumber pangan, juga bisa untuk hobi. Membudidayakan ikan di rumah tidak memerlukan tempat yang luas, bisa menggunakan tong bekas, galon bekas, ember atau membuat kolam sederhana. Ikan yang mudah dibudidayakan misalnya lele, ikan mas, ikan mujaer, dan ikan nila.

Gambar. Budidaya ikan nila di kolam
Sumber. Eka Purnama Mustikaningtyas (2025)
Mini Farm
Ya, rumah sebagai mini farm. Jika ada yang beralasan tidak memiliki halaman yang luas untuk budidaya, alasan itu sudah “sangat basi”. Bukankah masih banyak jalan menuju Roma?
Tak punya lahan di rumah juga tak masalah, masih ada cara untuk menyulap bagian rumah menjadi mini farm. Teras, balkon, rooftop bisa digunakan semaksimal mungkin.
Sobat semilir bisa menggunakan sistem hidropoSnik, aeroponik, aquaponik, vertikultur jika memiliki tempat yang terbatas di rumah. Sistem ini biasanya diterapkan di urban living, tapi tak menutup kemungkinan juga diterapkan di desa bagi keluarga yang tidak memiliki lahan luas.

Gambar. Vertikultur tanaman pakcoi
Sumber. Eka Purnama Mustikaningtyas (2025)
Pantry Mandiri
Konsep pantry mandiri sangat sederhana. Bayangkan saja, di dalam rumah sudah tersedia berbagai bahan pangan tanpa harus pergi ke pasar dan mengeluarkan uang. Kita tinggal memetik/memanen dan menyimpan stok pangan tanpa harus menimbun secara berlebihan.
Dampak Ekonomi
Ketahanan pangan dari rumah, selain membuat kita lebih mandiri dalam pangan, juga mandiri dalam ekonomi, lho. Bayangkan saja saat harga cabai naik ke harga paling tinggi dan keuangan terbatas, tak mampu membeli cabai di pasar. Jika di rumah menanam cabai, kita tidak perlu dipusingkan dengan pengeluaran. Kita hanya tinggal memetiknya di rumah. Dengan kata lain, menciptakan ketahanan dari rumah bisa menghemat pengeluaran dalam belanja. Selain itu juga bisa sebagai peluang usaha dan tentu saja mengurangi impor.
Gaya Hidup Baru
Sobat semilir pasti sering mendengar gerakan 3R (Reduce, Reuse, dan Recycle) yang sempat booming dan menjadi tren dalam menyelamatkan lingkungan. Atau sobat semilir bahkan juga sudah menerapkannya dalam kehidupan dan menjadikannya sebagai haya hidup baru.
Begitu juga dengan ketahanan pangan dari rumah, bukan hanya sekadar tren baru, melainkan gaya hidup baru. Saat konsisten melakukannya, kebiasaan lama hanya sebagai konsumen atau pembeli perlahan akan memudar dan digantikan oleh kebiasaan baru membudidayakan sendiri di rumah. Jika satu keluarga melakukannya, lalu ditiru oleh keluarga yang lain, lama-kelamaan akan berdampak besar.
Jadi, gerakan kecil dari rumah ini kita bisa berkontribusi besar dalam kelestarian lingkungan, kesehatan, dan ekonomi nasional.
Referensi:
Purwono, Purnamawati, H. (2007). Budidaya 8 Jenis Tanaman Pangan Unggul. Penebar Swadaya. Jakarta.
Agustin, Sienny. (2024). “10 Manfaat Daun Salam Untuk Kesehatan”. alodokter, diakses 26 November 2025. <https://www.alodokter.com/ada-berbagai-manfaat-daun-salam-untuk-kesehatan-bukan-hanya-pelezat-masakan>.















