“K-Popers sering dipahami sebagai komunitas hura-hura. Tapi dibalik itu mereka tumbuh dari demi idol ke demi manusia”

Kalau Anda berpikir bahwa fandom K-Pop cuma huru-hara itu tidak benar. Jika masyarakat punya pikiran K-Popers hanya punya hobi streaming, nonton konser, posting, dan menonton media sosial juga tidak tepat. Di balik itu, K-Popers punya solidaritas tinggi dengan aksi-aksi kemanusiaan yang layak diteladani.

K-Popers melalui fandom atau grup musik punya program penggalangan dana kemanusian yang keren. Jika idola sudah menginstruksikan, fans akan mengikutinya. Lihat saja bebarapa data yang sudah ada.

Stay Kids pernah menyumbang 9 miliar  (dalam rupiah) untuk korban kebakaran hutan di Gyeongsang pada April 2025. Seventeen mendonasikan 11,6 miliar untuk kebakaran hutan Kaishi Universe. Blackpink membantu korban kebakaran dan Covid-19 sebesar 1,7 miliar. BTS pernah  mengumpulkan dana bagi kegiatan kemanusiaan ke UNICEF, BLM, rumah sakit sebesar 128 miliar.

- Poster Iklan -

BTS ARMY pada tahun 2020 juga pernah menyumbang 16 juta untuk Black Lives Matter (BLM) 19 miliar dari 38.000 orang dalam waktu singkat. Di Filipina komunitas K-Pop lewat Blackpink, Twice, ITZY, Rd Velvet  punya kegiatan amal yang bagus. Lebih dari 50 juta dana pernah terkumpul untuk memberikan akses air bersih dan fasilitas cuci tangan bagi 864 perempuan dan anak-anak di Antique. Juga pembagian alat tulis ke 250 pelajar di Baseco, Manila.

Fandom K-Pop di Indonesia juga sangat peduli untuk menggalang dana kemanusiaan. Saat ada bencana di Kalimantan awal 2021, 16 Fandom K-Pop mampu menggalang dana 1,4 miliar untuk para korban.  Fandom Super Junior (Elf Indonesia berhasil mengump[ulkan 59 juta untuk korban bencana awal tahun 2021.

Saat terjadi tragedi Kanjuruhan (tindak kekerasan aparat keamanan pada penonton Aremania) yang menelan korban 132 pada Oktober 2022, Kpop bersatu dan berhasil mengumpulkan dana sebesar 447 juta dari 15.812 donatur dalam waktu 30 jam. Grup NCT mengumpulkan 340 juta melalui NCTWAYSENNI INDONESIA lewat kitabisa.com.  K-Pop Indonesia mencapai rekor pada “Galang Dana untuk Palestina” dari 18 hingga 21 Oktober 2023 mencapai 1 miliar dari 20.364 donatur.

 

Mengapa Loyal?

Mengapa sekumpulan penggemar hingar bingar K-Pop yang kebanyakan generasi muda itu mudah digerakkan untuk penggalangan dana? Nah, kita lihat beberapa sebabnya. Pertama, emosi dan dedikasi. Ada data menarik dari Korea Foundation (2021) bahwa penggemar Hallyu (termasuk K-Popers) mencapai 156 juta di 116 negara. Survei Statista membutikan lebih dari 60% K-Pop merasa idola memberikan motivasi dan dukungan emosional.  K-Pop menjadi semacam “safe space” (tempat mereka merasa dihargai, dimengerti, sekaligus termotivasi buat jadi versi terbaik diri sendiri. Penulis pernah mengadakan wawancara pada grup ntczenmalang (komunitas K-Popers NCT di Malang) bahwa mereka cinta pada idola karena idolanya mampu memberikan motivasi. Bagaimana perjuangan hidupnya, pantang menyerah, dan ingin mencapai yang terbaik. Tak heran kan jika ada hubungan emosional antara penggemar  dengan K-Pop.

Kedua, jaringan global. Lewat media sosial dan platform fan-organized, popularitas K-Pop bisa cepat tersebar luas. Ingat media sosial sata ini sudah menjadi “bahan bakar” K-Pop.  Lihat saja misalnya challenge dance dari Blackpink atau BTS bisa viral dalam hitungan jam. 70 persen fans K-Pop luar Korea mengenal idolanya melalui media sosial. Tahun 2021 ada sekitar 7,5 miliat tweet tentang K-Pop dari seluruh dunia. Kecepatan itu juga pernah dialami “Gangnam Style” (2012) yang pernah tembus penontonya 1 miliar di Youtube. Rata-rata penggemar K-Pop sangat loyal.

Ketiga, disatukan oleh komunitas penggemar. Komunitas yang terbentuk disebabkan karena persamaan kebutuhan pada K-Pop. Misalnya kebutuhan hiburan, ini yang paling menonjol. Lama kelamaan mereka membuat jaringan dalam komunitas, punya ikatan kuat satu sama lain dan jaringan erat. Mereka sering berkumpul, menuangkan uneg-uneg, menyanyi bersama, kesukaan, kebutuhan, keinginan dan membayangkan idolanya. Semakin kuat jaringan akan semakin erat ikatan dan mudah untuk “digerakkan”.

Penggemar K-Pop mencapai 178 juta pada tahun 2022. Mereka tersebar ke beberapa grup. 11 grup besar diantaranya; Army, Carat, Exo-L, Blink, ReVeluv, Once, ELF, VIP, MOA, Stays, dan SHINee World.

 

Dari Demi Idol ke Demi Manusia

Fakta-fakta di atas itulah yang membuat K-Popers mudah diarahkan untuk melakukan gerakan. Salah satunya penggalangan dana kemanusiaan. Jadi punya dampak positif bukan? Maka, fandom bukan sekadar gaya-gayaan, seru-seruan online, tapi bisa jadi komunitas peduli nyata dan efektif.

Jadi, K-Popers bukan cuma demi idol, tetapi juga demi manusia, bukan? Gerakannya sering super spontan, cepat, terkoordinasi dan tidak perlu banyak publisitas. Karena dibalik mic, stream dan persaingan antar fandom menyimpan niat baik buat dunia.

K-Popers ibarat pahlawan tanpa jubah. Mereka  tidak membutuhkan upacaya untuk diakui kepedualiannya pada sesama. Mereka tidak membutuhkan piagam, sorotan dan atribut. Mereka tidak pakai seragam, medali atau pangkat tapi aksi nyata menyelamatkan atau membantu banyak orang. Tentu saja, berbuat baik sambil  menikmati hiburan K-Pop. Meosisseoyo.

- Cetak Buku dan PDF-

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here