Kita adalah Pemeran Utama dalam Sebuah Opera
1/
sandiwara yang paling kucintai adalah lebam di wajahmu
yang menyerupai ceruk-ceruk bulan
dan memantulkan bayangan yang
merindukan tubuhnya
2/
kepada cello, gitar dan bas
kubisikkan gelisah
yang menyelimuti tubuhku
serupa kabut halimun
hentikan tamparan kedua itu!
3/
Kamar kita adalah hati yang berlubang
yang dindingnya retak
dan tak sanggup ditopang
hanya oleh nama-nama
4/
dan di tempo terakhir, kita sebongkah lilin
sekarat diterjang angin
kembalikan semua yang telah menjadi abu itu
Sepasang Sepatu di Masafer Yatta
rumah-rumah itu membisikkan ingatan
yang rapuh dan gelap
serupa ranting zaitun yang kelelahan
menahan musim dingin
kepada thalal, puisi-puisi pergi
dalam tenda-tenda dan goa
yang dibangun Darwish
namun ia selalu runtuh kembali
Wahai Ibu, ada apa dengan angin?
aman adalah bumi yang kehilangan pasaknya
gemetaran diterjang badai
dan meskipun runtuh berkali-kali
akar mereka tetap kukuh memeluk tanah
kepada kerlip merah di horizon
kukabarkan
bahwa anak kecil di reruntuhan itu
kehilangan sebelah sepatunya
Kota Urban
jalanan
menyadari bahwa di ujung dirinya
kosong; tak ada apa-apa
kecuali sebuah nama
yang tersesat
berusaha menemukan arah pulang
Manusia-Manusia yang Ditulis Reruntuhan
di tengah asap penderitaan,
puisi adalah bunga mawar
yang merahnya tertutup abu-abu
namun durinya tetap melukai
tangan-tangan itu
setiap langit adalah surat yang dibaca siapa-siapa
yang tak pernah dibalas
dan menggantung lemah di atas sana
ketika bait-bait tak lagi jadi pernyataan
mereka akan tenggelam
dihantui pertanyaan-pertanyaan:
kapan halaman kami kembali jadi rumah?
Kepada Laila dari Qais
setiap puisi adalah namamu
yang muncul bersama api timur
dan musim panas
yang datang terlalu awal
setiap bait adalah namamu
yang berusaha dihapus angin
Tsamdain. ditulis malam
di pergelangan kaki Laila
setiap kata adalah namamuKita adalah Pemeran Utama dalam Sebuah Opera
1/
sandiwara yang paling kucintai adalah lebam di wajahmu
yang menyerupai ceruk-ceruk bulan
dan memantulkan bayangan yang
merindukan tubuhnya
2/
kepada cello, gitar dan bas
kubisikkan gelisah
yang menyelimuti tubuhku
serupa kabut halimun
hentikan tamparan kedua itu!
3/
Kamar kita adalah hati yang berlubang
yang dindingnya retak
dan tak sanggup ditopang
hanya oleh nama-nama
4/
dan di tempo terakhir, kita sebongkah lilin
sekarat diterjang angin
kembalikan semua yang telah menjadi abu itu
Sepasang Sepatu di Masafer Yatta
rumah-rumah itu membisikkan ingatan
yang rapuh dan gelap
serupa ranting zaitun yang kelelahan
menahan musim dingin
kepada thalal, puisi-puisi pergi
dalam tenda-tenda dan goa
yang dibangun Darwish
namun ia selalu runtuh kembali
Wahai Ibu, ada apa dengan angin?
aman adalah bumi yang kehilangan pasaknya
gemetaran diterjang badai
dan meskipun runtuh berkali-kali
akar mereka tetap kukuh memeluk tanah
kepada kerlip merah di horizon
kukabarkan
bahwa anak kecil di reruntuhan itu
kehilangan sebelah sepatunya
Kota Urban
jalanan
menyadari bahwa di ujung dirinya
kosong; tak ada apa-apa
kecuali sebuah nama
yang tersesat
berusaha menemukan arah pulang
Manusia-Manusia yang Ditulis Reruntuhan
di tengah asap penderitaan,
puisi adalah bunga mawar
yang merahnya tertutup abu-abu
namun durinya tetap melukai
tangan-tangan itu
setiap langit adalah surat yang dibaca siapa-siapa
yang tak pernah dibalas
dan menggantung lemah di atas sana
ketika bait-bait tak lagi jadi pernyataan
mereka akan tenggelam
dihantui pertanyaan-pertanyaan:
kapan halaman kami kembali jadi rumah?
Kepada Laila dari Qais
setiap puisi adalah namamu
yang muncul bersama api timur
dan musim panas
yang datang terlalu awal
setiap bait adalah namamu
yang berusaha dihapus angin
Tsamdain. ditulis malam
di pergelangan kaki Laila
setiap kata adalah namamu
dan seumpama api
aku adalah abu
yang membakar diriku
setiap segala adalah dirimu
dan aku sendirian,
memeluk tiang-tiang tenda
di jalan, kota, langit, dan kabilah
namamu
dan seumpama api
aku adalah abu
yang membakar diriku
setiap segala adalah dirimu
dan aku sendirian,
memeluk tiang-tiang tenda
di jalan, kota, langit, dan kabilah
namamu