Negara Indonesia sangat dikenal dengan negara yang memiliki keanekaragaman hayati yang luar biasa serta hutan tropis yang luas menjadikan tempat tinggal bagi ribuan spesies flora dan fauna endemik. Akan tetapi saat ini Indonesia dihadapi oleh krisis ekologis global seperti deforestasi, degradasi lahan, perubahan iklim, dan kehilangan keanekaragaman hayati. Krisis yang dihasilkan bukan merupakan kesalahan teknis pengelolaan sumber daya saja, tetapi dampak akibat cara pandang manusia yang menempatkan alam hanya sekedar objek eksploitasi. Oleh karena itu, perlu membangun relasi baru antara manusia dan bumi untuk mencapai suatu keberlanjutan yang menghidupkan kembali kesadaran akan ekologis.
Kabupaten Tanggamus terletak di ujung selatan Sumatera yang menyimpan berbagai macam interaksi manusia dengan alam yang masih terjalin kuat. Wilayah yang dikelilingi pegunungan, hutan, dan pesisir menjadi ruang kehidupan oleh ribuan petani yang menggantungkan kehidupan mereka pada hasil hutan dan tanah. Agroforestri dilakukan oleh sebagian masyarakat Tanggamus yang perlahan-lahan membangun praktik pertanian selaras dengan ekosistem sekitarnya. Lebih dari sekedar tanam-menanam, agroforestri di Tanggamus adalah bentuk imajinasi ekologis hidup dan upaya manusia dalam menanam masa depan yang kritis.
Tanggamus : Antara Gunung, Hutan, dan Kehidupan
Secara geografis, Tanggamus didominasi oleh pegunungan dengan kawasan hutan dan daerah aliran sungai. Di lereng-lereng bukit inilah banyak masyarakat menggantungkan hidupnya dari kopi, lada, dan tanaman campuran. Seiring berjalannya tahun, kenaikan harga ekonomi terus meningkat, adanya degradasi lahan, serta longsor membuat petani sekitar mulai mencari cara bertahan hidup dan inovasi baru agar tanah tetap produktif tanpa harus adanya perusakan hutan.
Salah satunya praktik agroforestri yang muncul akibat situasi tersebut. Para petani mulai menanam kopi di bawah tegakan pohon pelindung seperti sengon, dadap, alpukat, durian, atau jengkol. Pola tanam inilah yang membuat mereka tetap mendapatkan hasil panen tanpa menghilangkan fungsi ekologis yang ada. Menurut (Mattsson et al. 2013) menjelaskan bahwa agroforestri berkontribusi terhadap fungsi ekologis dalam mitigasi perubahan iklim dengan meningkatkan stok karbon di tanah dan biomassa tanaman. Selain itu, agroforestri juga memberikan manfaat secara ekonomi terhadap masyarakat dengan diversifikasi hasil panen seperti kopi dari lapisan bawah, buah dari lapisan tengah, dan kayu lapisan atas.





















