Sumber foto dari: memorandum.co.id
Sumber foto dari: memorandum.co.id

Pasuruan, kota kecil di Jawa Timur yang sarat dengan sejarah dan budaya, telah menjadi tempat bernaung bagi berbagai komunitas literasi yang dinamis. Sebagai salah satu kota tertua di Indonesia, Pasuruan menawarkan jejak-jejak masa lalu yang masih terasa hingga kini, dari bangunan bersejarah hingga tradisi lokal yang masih lestari. Komunitas literasi di Pasuruan tumbuh subur di tengah pesona kota ini, menjadikan setiap sudut kota sebagai sumber inspirasi bagi para penulis, pembaca, dan pecinta buku. Dengan suasana yang penuh dengan semangat belajar dan berbagi, kota ini berhasil memadukan warisan budaya dengan semangat literasi yang terus berkembang.

Keunikan Pasuruan tidak hanya terletak pada kekayaan sejarahnya, tetapi juga pada komunitas literasinya yang aktif dan bersemangat. Di berbagai sudut kota, dari taman kota hingga warung kopi, diskusi buku dan kegiatan literasi menjadi pemandangan sehari-hari. Berbagai komunitas seperti Rumah Baca, klub buku, hingga festival literasi menjadi wadah bagi masyarakat untuk berkumpul, berdiskusi, dan mengekspresikan kecintaan mereka terhadap dunia literasi. Melalui artikel ini, mari kita jelajahi lebih dalam bagaimana kota Pasuruan dan komunitas literasinya berkontribusi dalam menghidupkan semangat membaca dan menulis, serta menjaga warisan budaya yang berharga.

Wahana Baca

Kegiatan literasi di Kota Pasuruan masih tertinggal dibandingkan beberapa kota besar seperti Malang dan Surabaya. Namun, sekelompok pemuda yang bersemangat telah menginisiasi berdirinya taman baca masyarakat bernama Wahana Baca. Komunitas Wahana Baca ini adalah perpustakaan jalanan yang beroperasi setiap Sabtu di Taman Kota Pasuruan. Mereka berfokus pada penyediaan lapak baca gratis, penulisan dalam bentuk zine, diskusi terbuka untuk umum, serta kegiatan solidaritas dan bedah buku.

Wahana Baca juga berperan aktif dalam mempromosikan budaya literasi dan memfasilitasi akses bahan bacaan bagi masyarakat. Setiap minggunya, mereka menggelar lapak baca di Taman Kota Pasuruan, dengan puluhan buku tertata rapi di atas tikar yang digelar di area taman. Siapapun dapat membacanya secara gratis, sebuah upaya yang terus mereka galakkan untuk meningkatkan minat baca masyarakat. Selain lapak baca, mereka juga memiliki berbagai program menarik lainnya seperti nongkrong literasi, kelas menulis, emperan, cukil kayu, malam puisi, layar tancap, kulik buku, dan berbagai kegiatan lainnya yang selalu menawarkan hal baru bagi para pesertanya.

- Poster Iklan -

Komunitas Wahana Baca juga aktif di Instagram dengan akun @wahanabaca, yang telah diikuti oleh 2431 pengikut. Di platform ini, mereka sering membagikan dokumentasi kegiatan, pamflet pengumuman, dan agenda-agenda mereka. Selain itu, mereka juga menghasilkan tulisan yang diterbitkan dan memiliki toko buku, yang semakin memudahkan teman-teman pecinta literasi untuk membaca. Dengan berbagai kegiatan dan program yang mereka tawarkan, Wahana Baca terus berupaya menjadi pusat literasi yang menginspirasi dan mendukung minat baca masyarakat di Kota Pasuruan.

Forum Lingkar Pena Pasuruan

Forum Lingkar Pena, yang lebih sering disebut FLP, adalah sebuah forum penulis nasional yang telah berdiri di berbagai wilayah di Indonesia, termasuk Kota Pasuruan. Didirikan pada 23 Februari 2008, FLP Pasuruan tetap aktif hingga saat ini dan telah mencetak banyak penulis hebat. Komunitas ini berperan penting dalam gerakan literasi dengan menggalakkan kegiatan membaca dan menulis, karena kedua kegiatan tersebut dianggap sebagai satu kesatuan yang tak terpisahkan.

FLP adalah komunitas inklusif yang dapat diikuti oleh siapa saja, menghasilkan anggota dengan latar belakang yang beragam dan memberikan wawasan yang lebih luas. Komunitas ini mengupayakan untuk rutin mengadakan pertemuan minimal dua bulan sekali, serta melakukan kegiatan literasi di sekolah dan kampus setiap semester. FLP Pasuruan juga sangat produktif dalam menghasilkan karya, di antaranya adalah dua buku antologi. Pada tahun 2017, mereka menerbitkan buku berjudul “Sepersepuluh” yang ditulis oleh 17 anggota FLP Pasuruan, dan pada tahun 2018, mereka menerbitkan antologi berjudul “Hari Hati Mata Puisi” yang ditulis oleh 13 anggota FLP Pasuruan. Setiap tahun, komunitas ini berkomitmen untuk terus menerbitkan buku karya para anggotanya, sekaligus menyumbangkan bahan bacaan untuk mendukung gerakan literasi.

Komunitas ini juga aktif di media sosial, khususnya Instagram, dengan akun @flp_pasuruan yang memiliki 565 pengikut. Melalui platform ini, mereka sering membagikan informasi terkait agenda dan kegiatan FLP Pasuruan, serta menjadi wadah informasi bagi masyarakat umum. Dengan keberadaan media sosial, FLP Pasuruan berharap dapat menarik minat penulis-penulis baru yang turut berkontribusi dalam memajukan literasi di Indonesia.

- Cetak Buku dan PDF-

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here