Wakil Rektor UIN Syeh Wasil, Prof. Dr. M. Dimyati Huda, M.Ag., dalam sambutannya yang berbalut kehangatan, menyebut momen ini sebagai “musim panen intelektual”, kala kampus bukan hanya menjadi ruang belajar, melainkan ladang tempat benih gagasan tumbuh dan berbuah. Ia menegaskan bahwa 47 buku ini bukan sekadar kumpulan halaman, tetapi jejak langkah perjalanan akademik yang akan terus menuntun generasi ke depan.

Dalam udara pagi Kediri yang bening, UIN Syeh Wasil memahat sejarah baru melalui 47 peluncuran buku yang merupakan karya dari para dosen. Hal ini, ibarat sebuah pesta ilmu yang merayakan denyut intelektual kampus. Halaman kampus bak panggung yang memantulkan cahaya pengetahuan, tempat para dosen mengungkap jejak panjang pencarian makna yang tumbuh dalam kesunyian riset, renungan, dan refleksi.

Setiap buku hadir sebagai batu pijakan perjalanan akademik, mulai dari filsafat yang menukik ke kedalaman batin, hingga kajian keislaman yang menautkan nalar dan spiritualitas. Di sela peluncuran, suasana tampak seperti sebuah ziarah intelektual, mengingatkan pada warisan tokoh besar Ronggowarsito, pujangga yang jejak hidup dan kesastraannya pernah mengayomi tanah Kediri. Semangat estetika dan kedalaman pikirannya seolah menemukan gema baru dalam karya-karya para dosen yang hari itu diperkenalkan.

- Poster Iklan -

Kegiatan ini menegaskan bahwa peluncuran ini bukan sekadar ritual akademik, melainkan kelanjutan dari tradisi literasi yang telah dirintis jauh sebelumnya. Ia menyebut KH Syeh Wasil, tokoh yang namanya kini mengilhami kampus, sebagai penggerak laku intelektual, seorang ulama yang menyalakan bara literasi, memadukan ilmu agama dengan pemikiran mendalam, dan menanamkan budaya menulis sebagai jalan pengabdian.

Acara itu digelar dengan penuh khidmat, seolah menjadi oase bagi dahaga intelektual. Para dosen, yang selama ini tenggelam dalam kesunyian riset dan pembelajaran di kelas-kelas, maju satu per satu menaburkan kisah perjalanan kreatif mereka. Setiap buku berdiri sebagai saksi atas dialog panjang antara pena dan jiwa, dari filsafat yang menggugah nurani, kajian keislaman yang merangkul kedalaman makna, hingga sosiologi dan pendidikan yang menelisik denyut hidup masyarakat.

Para mahasiswa yang hadir menyimak dengan takzim, seolah melihat masa lalu, kini, dan masa depan bertemu dalam satu panggung. Di satu sisi, keteladanan Ronggowarsito sebagai pujangga; di sisi lain, warisan KH Syeh Wasil yang menghidupkan tradisi intelektual; dan di hadapan mereka berdiri para dosen yang meneruskan napas keilmuan itu lewat 47 buku yang lahir hari ini.

- Cetak Buku dan PDF-

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here