Bayangkan hidup Anda berubah 180 derajat karena seorang bocah kecil yang tiba-tiba muncul dan merengkuh hati Anda. Seorang penagih utang keras hati dalam film ‘Panggil Aku Ayah’ mengalami tepatnya itu – ketika seorang gadis kecil masuk ke dalam dunianya yang kelam dan mengajarinya arti kasih sayang yang sesungguhnya. 

Panggil Aku Ayah menceritakan kisah hidup yang berubah drastis karena kehadiran seorang anak kecil. Film adaptasi dari Korea ini mengisahkan Dedi (Ringgo Agus Rahman), seorang penagih utang yang keras, yang tiba-tiba harus merawat Intan (Myesha Lin), anak kecil yang dijadikan jaminan oleh mamanya, Rossa (Sita Nursanti), karena terlilit utang dan harus bekerja sebagai TKI di luar negeri. Bersama sepupunya, Tatang (Boris Bokir), Dedi yang awalnya terpaksa merawat Intan, perlahan-lahan mengembangkan ikatan emosional yang mengubah hidup mereka selamanya.

Awalnya, hubungan Dedi dan Intan tidak harmonis. Bagi Intan, Dedi adalah orang jahat yang memisahkannya dari mamanya. Sementara bagi Dedi, Intan hanyalah alat untuk melunasi utang Rossa. Namun, seiring berjalannya waktu, Dedi mulai melihat kepolosan dan ketulusan Intan, yang perlahan mencairkan hatinya yang keras. Perubahan ini mencapai puncaknya ketika Rossa meninggalkan surat yang menyatakan bahwa paman Intan akan datang menjemputnya dan melunasi utang.

Sayangnya, kenyataan tidak seindah yang diharapkan. Alih-alih merawat Intan, pamannya malah menjualnya ke sebuah rumah malam. Ketika Dedi mengetahui hal ini, ia langsung mencari pamannya dan menghajarnya dalam amarah. Namun, masalah belum selesai—Intan masih belum ditemukan. Kegelisahan Dedi memuncak ketika ia menerima telepon dari Intan, yang memberitahunya bahwa dia dikurung di sebuah rumah malam. Dedi dan Tatang segera menyelamatkannya, dan sejak saat itu, mereka memutuskan untuk merawat Intan seperti anak mereka sendiri.

- Poster Iklan -

Dedi dan Tatang mulai membangun kehidupan baru bersama Intan. Mereka menyekolahkannya, memenuhi kebutuhannya, bahkan membuat Kartu Keluarga (KK) palsu agar Intan bisa secara resmi menjadi bagian dari keluarga mereka. Ikatan yang awalnya terpaksa ini tumbuh menjadi hubungan penuh kasih sayang, mengubah Dedi dari seorang penagih utang yang kasar menjadi sosok ayah yang penyayang.

Film ini dibawakan dengan alur yang natural dan ringan. Penggambaran karakter-karakternya sangat hidup, berkat akting memukau dari para pemain. Ringgo Agus Rahman berhasil menampilkan sisi keras sekaligus lembut dari Dedi, sementara Myesha Lin, yang memerankan Intan (sering dipanggil “Pacil”), berhasil mencuri perhatian dengan kepolosan dan ekspresinya yang menggemaskan. Boris Bokir sebagai Tatang juga memberikan sentuhan humor yang pas, menyeimbangkan keseriusan cerita.

Lokasi pengambilan gambar di Sukabumi, Jawa Barat, memberikan nuansa yang autentik. Film ini berhasil menciptakan atmosfer pedesaan yang menyatu dengan jalan cerita. Adegan-adegan keseharian, seperti Dedi mengajari Intan naik sepeda atau Tatang yang selalu berusaha menghibur, memberikan sentuhan hangat yang membuat penonton terhubung secara emosional.

Panggil Aku Ayah bukan sekadar film tentang seorang penagih utang dan anak kecil, tetapi juga tentang bagaimana cinta dan keluarga bisa terbentuk dalam situasi yang tidak terduga, bahkan tanpa adanya hubungan darah. Film ini berhasil menggabungkan drama, komedi, dan emosi dengan baik, membuatnya layak ditonton oleh berbagai kalangan. Pesan tentang tanggung jawab, pengorbanan, dan kasih sayang yang tulus tersampaikan dengan indah, meninggalkan kesan mendalam bagi penonton.

Dengan durasi yang pas, akting yang solid, dan cerita yang menyentuh, Panggil Aku Ayah menjadi salah satu film lokal yang patut diapresiasi. Film ini membuktikan bahwa kisah sederhana tentang keluarga dan cinta bisa menjadi sesuatu yang sangat berarti.

- Cetak Buku dan PDF-

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here