Apa yang dibayangkan jika perkembangan K-Pop tanpa Tiktok? K-Pop tidak akan mudah viral jika tak ada Tiktok? Mengapa Tiktok? Karena K-Pop “pasarnya” generasi muda, sementara generasi muda konsumen besar Tiktok. Jadi klop sudah. Ada kombinasi antara musik yang enerjik, koreografi didukung platform  memunculkan ledakan K-Pop.

Coba kita simak perjalanan sejarah konten-konten K-Pop di Tiktok. Tahun 2019, jumlah video yang  bertema K-Pop ada sekitar 33,5 juta. Tiga tahun kemudian (2022) mengalami lonjakan drastis.  Ada sekitar 98 juta video soal K-Pop. Hebat bukan? Bahkan 92,8% dari konten tersebut dibuat di luar Korea. Fantastis kan? Indonesia sendiri menyumbang sekitar 16,4% dari keseluruhan videonya. Jadi, bukan soal konsumsi budaya populer dari Korea itu saja, tetapi para penggemar berkreasi aktif nyata.

Ingat #dancechallenge? Fenomena itu pernah sangat populer. Ia pernah menjadi trend di media sosial. Cerita singkatnya, pengguna membuat dan mengunggah video menari mengikuti gerakan tertentu. Video itu sudah ditentukan atau dikoreografikan oleh seorang pengguna. Lalu diikuti pengguna lain. Cara ini biasa dilakukan untuk mempromosikan musik. Gerakannya dalam tarian sifatnya pendek, mudah diikuti, dan menarik secara visual. Cara itu memudahkan pengguna medsos lain untuk berpartisipasi dan menyebarkan tren lebih luas.

Trend #dancechallene Any Song Challenge  sebagai contohnya. Hanya dalam waktu kurang 2 bulan, video dengan lagu itu mencapai 400 juta viewers dan ratusan ribu video dibuat oleh pengguna. Tiktok penyebab trend #dancechallenge itu tersebar luas.

- Poster Iklan -

Dalam sejarahnya, hubungan Tiktok dengan K-Pop sangat erat, bukan?. Bisa dikatakan tak ada K-Pop yang dikenal luas saat ini tanpa ada Tiktok. Tiktok yang digandrungi generasi muda menyebarkan secara luas K-Pop.  Lebih dari 75% penggemar K-Pop berusia antara 13-25 tahun. Rentang umur itu menjadi lahan empuk bagi pasar K-Pop. Lagi, lebih dari 200 juta anggota komunitas online tersebar di Reddit, Twitter (sekarang X), Discord menjadi bukti betapa populernya musik asal Korea itu.

Bahkan, musik K-Pop pun juga mendominasi dunia musik di platform media sosial. Tujuh dari sepuluh artis global terpopuler di Tiktok adalah bintang K-Pop. Sebut misalnya grup ENHYPEN pernah mencetak lebih dari 354.000 kreasi pengguna di platform itu.

Kita lihat laporan Gitnux. Industri K-Pop pernah menghasilkan sekitar US$5,4 miliar per tahun. K-Pop menjadi music popular yang cepat tersebar. Penggemar aktif berinteraksi sekitar 4,5 jam per minggu secara online.

Dari Konsumsi ke Kolaborasi

Jadi jelas, kaitan erat antara K-Pop dengan Tiktok, bukan? Generasi muda tidak hanya sekadar menjadi penonton tetapi terlibat langsung. Lewat fitur seperti duet, reply as video, atau tantangan hastag (#) pengguna bisa remix, cover. Bahkan menarikan sendiri koreografi idolanya. Semua itu menjadi konten kreatif berskala global.

Di Asia Tenggara pernah menjadi  lahan game-changer. Game-charger (pengubah permainan) adalah orang, ide, teknologi atau peristiwa yang secara mendasar mengubah cara kerja suatu bidang atau industri. Ia menciptakan  standar baru dan membawa terobosan besar  atau inovasi yang tak terduga. Artificial Inteligent (AI) salah satu bentuk dari game-charger yang dimaksud.

Di Indonesia, Thailand, dan Vietnam, pengguna TikTok tak cuma menikmati konten, tapi juga rela berbelanja juga. Misalnya, berbelanja streaming musik, merchandise, hingga tiket konser. Di Indonesia, bahkan 3 dari 5 orang rela membayar untuk menikmati produk budaya Korea, termasuk musik. Soal konsumsi harian pengguna Tiktok di Indoensia saja sekitar 31 %.  Para penggguna tersebut  menyimpan dan menikmati konten K-Pop setiap hari. Angka itu  3 kali lebih tinggi dibanding non-pengguna.

Jadilah Kreator

Dari hubungan antara K-Pop dengan Tiktok bisa dikatakan bahwa keduanya merupakan hubungan maha dahsyat dan saling mendukung dewasa ini. Tiktok mengubah fans jadi kreator. Juga membuat grup seperti BTS, Blackpink, ENHYPEN, Zico bisa jadi bintang global dalam hitungan singkat. Tanpa Tiktok Any Song Challenge  hanya jadi gimmick belaka. Sekarang, sudah berkembang menjadi engagement real time lintas negara.

Pelajarannya apa? Saat sekarang, jika budaya popular ingin cepat dikenal dunia maka Tiktok menjadi panggungnya. Jadi popularitas hiburan akan mengikuti media yang popular dan sedang digandrungi pada zamannya. Tao Ming Tse (Dao Ming Si) tokoh utama drama Taiwan Meteor Garden menjadi popular karena televisi. Mengapa? Karena media yang paling cepat menyebarkan drama tersebut secara audio visual televisi. Televisi telah menjadi pilihan paling modern pada awal tahun 2000-an.

Sekarang Tiktok adalah panggung. Jika seseorang ingin menjadi bagian cerita cukup menyalakan kamera lalu pilih pagu K-Pop favorit. Manfaatkan Tiktok. Pengguna sudah akan menjadi bagian ritme dunia “perK-Popan”.

- Cetak Buku dan PDF-

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here