Menelusuri Sejarah Iran: Dari Kekaisaran Persia Hingga Republik Islam (sumber foto: Republika.id)
Menelusuri Sejarah Iran: Dari Kekaisaran Persia Hingga Republik Islam (sumber foto: Republika.id)

Iran, yang dahulu dikenal sebagai Persia, memiliki salah satu peradaban tertua dan paling berpengaruh di dunia. Sejarah Iran mencerminkan perjalanan panjang bangsa yang pernah menjadi pusat kekuasaan dunia, mengalami penjajahan, reformasi, hingga menjadi salah satu negara paling strategis secara geopolitik di abad modern.

Awal Mula dan Kekaisaran Persia

Sejarah Iran dapat ditelusuri kembali ke milenium ke-3 SM dengan peradaban Elam yang berkembang di wilayah barat daya Iran. Namun, kejayaan besar Iran dimulai pada abad ke-6 SM ketika Kekaisaran Achaemenid didirikan oleh Cyrus Agung (Cyrus the Great).

Kekaisaran ini menjadi salah satu yang terbesar dalam sejarah dunia kuno, mencakup wilayah dari Balkan dan Timur Tengah hingga ke Asia Tengah dan sebagian India. Mereka dikenal karena sistem administrasi yang efisien dan toleransi terhadap budaya serta agama daerah jajahannya. Raja Darius I bahkan membangun infrastruktur seperti Jalan Raya Kerajaan dan sistem pos yang sangat maju untuk zamannya.

Penaklukan oleh Alexander dan Era Seleukia

Namun, kejayaan Achaemenid berakhir pada tahun 330 SM ketika Alexander Agung dari Makedonia menaklukkan Persia. Setelah kematian Alexander, wilayah Iran dikuasai oleh dinasti Seleukia yang menerapkan kebudayaan Yunani (Hellenistik).

- Poster Iklan -

Perlawanan bangsa lokal akhirnya melahirkan dinasti Parthia dan kemudian dinasti Sassania, yang menjadi kekaisaran Persia terakhir sebelum kedatangan Islam. Sassania dikenal karena rivalitasnya yang panjang dengan Kekaisaran Romawi dan Bizantium.

Masuknya Islam dan Perubahan Budaya

Pada abad ke-7 M, pasukan Muslim Arab menaklukkan Persia dalam Pertempuran Qadisiyyah dan Nahavand. Dinasti Sassania runtuh, dan Iran masuk ke dalam kekhalifahan Islam. Meskipun sempat kehilangan identitas politik, bangsa Persia tetap berperan besar dalam perkembangan peradaban Islam, terutama di bidang ilmu pengetahuan, filsafat, dan sastra.

Iran kemudian menjadi pusat berbagai kekuasaan Islam, seperti dinasti Safawi pada abad ke-16 yang secara resmi menjadikan Syiah sebagai mazhab resmi negara. Keputusan ini menjadikan Iran berbeda dari mayoritas dunia Muslim yang bermazhab Sunni.

Dinasti Qajar dan Intervensi Asing

Pada abad ke-18 dan 19, dinasti Qajar memimpin Iran namun menghadapi kemunduran internal dan tekanan eksternal dari Inggris dan Rusia. Intervensi asing dalam politik dan ekonomi Iran saat itu menimbulkan ketidakpuasan rakyat.

Pada awal abad ke-20, dinasti Pahlavi muncul dan mencoba melakukan modernisasi besar-besaran, termasuk sekularisasi dan reformasi pendidikan. Namun, pendekatan otoriter dan ketergantungan pada kekuatan Barat, terutama AS, menimbulkan gejolak sosial dan politik.

Revolusi Islam 1979 dan Republik Iran

Puncak dari ketegangan sosial-politik terjadi pada tahun 1979, ketika rakyat Iran menggulingkan Shah Mohammad Reza Pahlavi dalam Revolusi Islam. Dipimpin oleh Ayatollah Ruhollah Khomeini, Iran berubah menjadi Republik Islam berdasarkan prinsip teokrasi Syiah.

Sejak saat itu, Iran menjalankan sistem pemerintahan yang unik: gabungan antara elemen demokratis dan kekuasaan ulama. Iran pun menjadi negara penting dalam konstelasi politik Timur Tengah, meskipun sering bersitegang dengan negara-negara Barat karena isu nuklir, hak asasi manusia, dan pengaruh regionalnya.

Sejarah Iran merupakan perjalanan panjang dari kejayaan Kekaisaran Persia hingga berdirinya Republik Islam modern. Negara ini telah melewati masa kejayaan, penjajahan, revolusi, dan reformasi. Meski penuh gejolak, Iran tetap menjadi pusat budaya, politik, dan keagamaan yang berpengaruh di kawasan Timur Tengah hingga saat ini.

- Cetak Buku dan PDF-

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here